SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Sukabumi, Joko Kristiyanto menilai persoalan tawuran adalah persoalan yang sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. Menurutnya, salah satu faktor penyebab tawuran pada pelajar adalah untuk mencari eksistensi dan bahkan hanya sekedar ingin dilihat pasangannya (pacar, red).
BACA JUGA: Polisi Dalami Kemungkinan Ada Pelaku Lain Kasus Tawuran Tewaskan Pelajar Sukabumi
"Salah satunya juga ada persoalan gejolak sosial, kondisi kejiwaan anaknya, dan makanan atau minuman tertentu, itu juga bisa memicu. Belum lagi yang bersifat semacam kebiasan, itu juga bisa menentukan posisi tawuran," kata Joko kepada sukabumiupdate.com, Senin (4/11/2019).
"Di luar itu juga kan, masalah tawuran berkaitan dengan psikososial. Rata-rata itu faktor pemicunya juga tentang kesenjangan, keputusasaan, kemudian sesuatu hal yang membuat seseorang itu merasa mengalami nasib yang sama. Kalau mengalami nasib yang sama, ya mereka biasanya berkumpul dalam sebuah komunitas," kata Joko lagi.
BACA JUGA: Doktrin Kakak Kelas hingga Sajam Online, Fakta Tawuran yang Tewaskan Pelajar di Sukabumi
"Nah kalau tawurannya di wilayah anak sekolah, itu ada juga semacam suatu budaya. Kalau misal anak-anak sukanya dangdutan, ya akan berkumpul sama anak yang dangdutan. Sama juga dengan tawuran itu, terkadang mereka juga menunjukkan eksistensi dirinya," papar Joko.
Ia menjelaskan, harus ada penanganan yang holistik dan komprehensif terhadap persoalan tawuran, apalagi di wilayah anak-anak yang notabene usianya masih dalam masa pubertas.
BACA JUGA: Tawuran Maut di Cicurug Sukabumi, Ini Penjelasan Dua Kepala SMK
"Itu eksistensi diri menjadi patokan. Ada juga yang menganggap itu adalah sebuah tantangan untuk memicu adrenalin. Tingkat keberaniannya terkadang menggunakan standar yang mereka buat sendiri. Kalau bisa mengalahkan, itu ada tingkat kepuasan tersendiri," pungkas Joko.
Diwawancarai terpisah, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan mengaku prihatin atas peristiwa tawuran pelajar di Cicurug yang berujung dengan meninggalnya Erfansyah (17 tahun), pelajar Kelas X SMKN 1 Cibadak.
BACA JUGA: Begini Pengakuan Pelaku Tawuran Maut di Cicurug Sukabumi
"Saya kaget dan prihatin atas kejadian yang menimpa anak-anak yang tawuran kemarin, apalagi ada korban meninggal. Secara pribadi, saya mengucapkan belasungkawa kepada orangtua korban, semoga diberi kesabaran," kata Yani.
Yani mengaku terkejut dengan peristiwa berdarah itu. Pasalnya, peristiwa tawuran tersebut terjadi pada pukul 01.00 WIB dini hari.
"Menurut informasi yang saya dapat dari Camat Cicurug, semua pelaku tawuran kemarin anak-anak Cicurug. Biasanya tawuran terjadi di siang hari dengan masih berseragam, ini dini hari dimana orang-orang masih terlelap tidur. Sekali lagi saya sangat prihatin, apalagi pelakunya anak-anak semua. Polres sedang mendalami kasus ini dan sudah mengamankan pelaku tawuran," jelasnya.