SUKABUMIUPDATE.com - Feby Ayu Arianti, gadis cantik penjaga warung kopi asal Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, tampil di acara Pagi-Pagi Pasti Happy, Jumat (6/3/2020). Feby memiliki bakat menggambar dan pintar bahasa inggris namun putus sekolah.
Gadis berusia 17 tahun warga Kampung Cirendeuy, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah ini menceritakan kisahnya di acara yang dipandu Uya Kuya, Billy Syahputra dan Iis Dahlia juga Rangga Moela.
BACA JUGA: Mau Tahu Cita-cita Si Cantik Penjaga Warung di Jampang Tengah Sukabumi?
Pada acara itu, Feby memberikan hadiah berupa gambar Uya, Billy, Iis dan Rangga. Gambar itu dibuat Feby pada Jumat Subuh sebelum acara mulai.
Feby merupakan seorang gadis putus sekolah yang tidak melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMA karena keterbatasan biaya. Setelah lulus MTs, Feby tinggal bersama ibu serta ayahnya Yani dan Aden Subandi serta menjaga warung kopi milik orang tuanya ini. Feby pun ikut merawat sang nenek yang sakit stroke. Di tengah kesehariannya ini, Feby juga menerima pesanan gambar dengan harga Rp 20 ribu. Kisah Feby ini viral, hingga diundang ke acara tv dengan diantar komunitas sosial SKP.
BACA JUGA: Feby Remaja Cantik Asal Jampang Tengah Sukabumi Bakal Kembali Sekolah
Diacara itu, ayah Feby, Aden Subandi menceritakan hidupnya serba kekurangan.
"Terbentur ekonomi, karena yang saya harus tanggung itu bukan hanya Feby (karena) masih ada adik-adiknya yang masih di SD kelas III. Yang masih balita. Juga mengurus neneknya yang sakit stroke. Kerja saya ojek pangkalan (pendapatan) tidak tentu," ungkap Aden.
BACA JUGA: Putus Sekolah, Remaja Cantik Asal Jampang Tengah Sukabumi Ini Jualan Gambar Sketsa
Di acara ini pun Feby menceritakan ijazah MTs yang belum juga diambil karena harus membayar Rp 700 ribu. "Belum juga diambil," singkat Feby.
Kondisi Feby ini mendapat tanggapan dari Komisioner Bidang Trafficking dan Eksploitasi KPAI Ai Maryati Solihah yang juga hadir dalam program tv tersebut. Menurut Ai, talenta Feby ini harus diapresiasi dan soal pendidikannya yang harus dibantu.
"Kita harus mengapresiasi itu yang pertama, apalagi Feby ini memiliki talenta tersendiri. Satu anak satu keunikan," jelas Ai.
BACA JUGA: Dapat Sketsa Wajah dari Si Cantik Penjaga Warung di Sukabumi, Sopyan: Mari Kita Bantu
Keadaan yang dihadapi Feby, kata Ai, adalah akses, sebab pemerintah sudah menggelontorkan banyak program diantaranya KPI kemudian ada PKH. Sehingga kata Ai, pemerintah harus jemput bola untuk menyelesaikan hal ini.
"Di satu sisi pemerintah juga harus jemput bola pada situasi kesulitan anak. Di sisi lain pada keluarga juga harus mampu memberdayakan diri kita. Bahwa ini soal akses, anak-anak ini sudah difasilitasi oleh negara tapi kemudian sampai tidak (terjangkau program). Kita tahu ada KIP ada PKH juga," jelas Ai.