SUKABUMIUPDATE.com - Pengamat politik Sukabumi, Asep Deni menilai ada tiga hal yang bisa diamati dari manuver PAN yang lebih memilih untuk berkoalisi dengan PKS dalam Koalisi Mawar di Pilkada Kabupaten Sukabumi. Bukan hanya fenomena Koalisi Mawar saja, namun juga berlaku untuk semua partai politik yang berkoalisi.
BACA JUGA: PAN Dukung Marwan di Pilkada Kabupaten Sukabumi, Pengamat Politik: Iman Lihai
Poin pertama, kata Asep Deni, harus dilihat hari ini bangunan komunikasi awal partai politik belum ada yang kokoh. Ia melihat masih belum jelas format koalisi pada awal perjalanan.
"Yang kedua, berkaitan dengan komunikasi politik. Komunikasi politik mempengaruhi bangunan koalisi, terutama bukan antar partai tapi antar individu tokoh sentral di partai politik tertentu. Itu yang membuat keputusan. Kita lihat PAN ini kan komunikasi politik dengan Golkar, terutama dengan Pak Marwan nampaknya kurang intens," paparnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (2/3/2020).
BACA JUGA: PAN Blak-blakan! Alasan Lebih Memilih Koalisi Mawar Bersama PKS di Pilkada Sukabumi
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua STIE PGRI Sukabumi itu menambahkan, poin ketiga, berbicara soal harapan bersama. "Jadi kalau membangun koalisi ini siapapun juga pasti dia punya pemikiran koalisi yang akan dibangun itu akan besar di masa mendatang," imbuhnya.
BACA JUGA: Iman Adinugraha: Nama Calon Wakil Bupati Sukabumi Sudah Ada di Kantong MH
"Politik itu adalah possibility atau kemungkinan. Jadi salah satu kemungkinan. Bicara soal komunikasi dan tokoh sentral di partai politik, Pak Iman dan Pak Marwan sudah berhubungan sejak lama. Tapi di sisi lain, urusan politik tidak bisa bicara Pak Iman dan Pak Marwan, tapi antar partai. Bisa saja secara pribadi tak ada masalah, tapi bicara soal partai kan berbeda. Keduanya punya pengalaman politik yang panjang," ujarnya.
BACA JUGA: Ini Lima Bakal Calon Pendamping MH di Pilkada Sukabumi? Apa Kata Iman?
Ditanya soal nama-nama atau figur bakan calon wakil bupati yang disebut-sebut akan mendampingi Marwan, yang kebanyakan dari kalangan ASN atau pejabat publik, Asep Deni melihat ada faktor kehendak. Nama-nama pejabat tersebut yakni Iyos Somantri (Sekda Kabupaten Sukabumi), Maman Abdurahman (Kepala Bappeda Kabupaten Sukabumi), Asep Jafar (Kepala Dinas PU Kabupaten Sukabumi), Kamaludin Zein (Dirut Perumda AM TJM Kabupaten Sukabumi) dan Budi Munawar Khutomi (Ketua STAI Palabuhanratu).
BACA JUGA: PAN Balik Kanan? Bentuk Koalisi Mawar Bareng PKS di Pilkada Sukabumi
"Pertama, calon F1-nya harus menghendaki calon F2-nya, begitupun sebaliknya. Yang kedua, kita lihat Pak Marwan sudah tahu kelebihan dan kekurangan dari lima nama tersebut. Yang ketiga, biar bagaimanapun juga PNS atau ASN itu kan salah satu yang mempunyai komunitas besar. Jadi dipilihlah nama yang mungkin bisa diterima oleh kalangan itu," kata Asep Deni lagi.
BACA JUGA: Beredar Daftar Nama Calon Pendamping MH di Pilkada Sukabumi, Ini Jawaban Golkar
Lanjutnya, yang keempat atau yang terakhir, kubu Marwan Hamami menginginkan tak ada friksi di tengah jalan. "Karena ini kan yang paling penting. Political Chemistry harus ketemu. Nampaknya Pak Marwan tidak terlalu menjelimet. Cuma kalau bicara soal logistik, kalau dukungan dari PNS ini rasanya untuk Pilkada mah akan berat ke Pak Marwan. Tapi di antara lima, ada dua yang sudah sangat dikenal publik," tandasnya.