SUKABUMIUPDATE.com - Hari ini, detik ini, tepat setahun silam, jeritan kepanikan menggema di sebuah kampung yang sedang tertimbun longsor. Puluhan warga penghuni kampung berteriak ketakutan dan kebingungan saat tanah dari bukit puluhan meter tetiba datang dan menimbun rumah mereka.
BACA JUGA: Longsor Timbun Satu Kampung di Sirnaresmi Cisolok Sukabumi
Orang tua panik mencari anaknya. Anak histeris mencari orang tuanya. Dari 68 korban selamat, 23 diantaranya adalah anak-anak. Akibat bencana itu, sedikitnya 10 dari 23 anak menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya yang tewas tertimbun longsor.
BACA JUGA: Longsor Timbun Satu Kampung di Cisolok, Kades Sirnaresmi: Saya Mohon Bantuan Alat Berat
Ya, hari Senin, 31 Desember 2018 silam, telah terjadi bencana longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Tercatat lebih dari 30 rumah tertimbun longsor dan 33 orang dinyatakan tewas.
BACA JUGA: Tangis Histeris Keluarga Korban Longsor Cisolok Sukabumi
Salah satu narasumber yang bisa dihubungi sukabumiupdate.com beberapa jam setelah kejadian adalah seorang Pendamping Desa Kecamatan Cisolok, Agus. Ia pula yang berjasa memberikan informasi awal bahwa benar telah terjadi bencana longsor.
BACA JUGA: Banyak yang Kehilangan Orang Tua, 23 Anak Korban Longsor Cisolok Perlu Penanganan Khusus
"Sekitar 30 rumah tertimbun. Satu kampung itu saja. Paling hanya dua rumah yang tersisa. Sempat mencekam dan gelap. Mati lampu. Lokasi jauh dari jalan raya. Itu jalan desa yang ke arah Ciptagelar. Tapi bisa diakses kendaraan. Jalan desa sudah diaspal bagus," tutur Agus saat diwawancarai Senin, 31 Desember 2019 malam melalui sambungan telepon.
BACA JUGA: Cerita Pilu Zulfikar, Istri Hamil 7 Bulan Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Cisolok Sukabumi
Satu cerita pilu kemudian datang dari Zulfikar (26 tahun). Niatnya ingin menyenangkan istri tercintanya, Rita (18 tahun) yang sedang hamil tujuh bulan, menikmati malam tahun baru bersama. Niat itu seketika pupus setelah Zulfikar mendapati istri dan bayinya tewas tertimbun longsor.
BACA JUGA: 23 Anak Selamat Dari Longsor Cisolok 10 Diantaranya Kehilangan Orang Tua, Nasibnya Kini?
Situasi pasca bencana, 1.082 personel tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, BNPB, BPBD, relawan dan juga unsur-unsur lain yang terlibat dikerahkan untuk mencari korban-korban yang masih tertimbun longsor. Peristiwa itu juga disebut sebagai salah satu bencana nasional.
BACA JUGA: 1.082 Orang Terlibat dalam Operasi Pencarian Korban Longsor Cisolok
Kepala BNPB yang saat itu baru dilantik, Letjen TNI Doni Mornardo bahkan terjun ke lokasi, mengawali kinerjanya dengan mendatangi lokasi longsor Cimapag. Kemudian ada pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga datang ke lokasi.
BACA JUGA: Kang Emil Bakal Urus Dua Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Akibat Longsor Cisolok
Berhari-hari setelah peristiwa memilukan itu terjadi, proses pemulihan dilakukan. Bukan hanya pemulihan psikis kepada para penyintas, namun juga pemulihan infrastruktur. Salah satu simbol, dibangun masjid di lokasi tersebut yang peresmiannya dilakukan pada Kamis, 28 Februari 2019.
BACA JUGA: Masjid Baru Dibangun untuk Warga Korban Longsor Cisolok Sukabumi
Tak hanya itu, beberapa pekan sebelumnya, Rabu, 23 Januari 2019 lahan bekas longsor ditanami sedikitnya 2.500 bibit pohon. Beberapa jenis pohon yang ditanam di lokasi longsor diantaranya bibit pohon durian, nangka, mahoni dan manii (mindi) serta rumput vetiver. Kegiatan itu digagas oleh Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Tanam 2.500 Pohon, Lokasi Longsor Cisolok Sukabumi Direboisasi
Dan untuk mengenang para korban bencana Longsor Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, dibuat sebuah monumen prasasti dari Kapolres Sukabumi yang saat itu menjabat, yakni AKBP Nasriadi. Prasasti itu juga bertuliskan nama-nama para korban longsor dimana satu korban atas nama Ruhesih hingga kini jasadnya belum ditemukan.