SUKABUMIUPDATE.com - Bencana longsor yang “menenggelamkan” Kampung Garehong Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi sudah delapan hari berlalu. Proses pencarian korbanpun sudah dihentikan sejak tanggal 6 Januari 2019 silam, 32 dari 33 korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan, termasuk dua orang anak.
Saat ini pemerintah daerah melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) tengah mempersiapkan proses penanganan korban selanjutkan pasca tahapan tanggap darurat dan pencarian korban berlalu. Masuk tahapan rehabilitasi baik untuk korban yang selamat maupun kawasan bencana, termasuk upaya mencari lahan untuk pemukiman baru.
Diantara 68 korban selamat dalam bencana ini 23 diantaranya adalah anak-anak. Dari 23 anak-anak ini, 10 diantaranya saat ini harus diasuh oleh keluarga dekat karena ayah dan ibunya tewas dalam musibah tersebut.
Data P2TP2A Kabupaten Sukabumi menyebutkan 23 anak korban longsor yang selamat ini terdiri dari empat bayi, empat balita (dibawa lima tahun) dan 15 anak usia 7 hingga 18 tahun. 15 anak ini berstatus pelajar, 11 duduk dibangku sekolah dasar, tiga orang SMP dan 1 anak siswa SMA atau sederajat.
Saat ini mereka tinggal di rumah kerabat, menunggu proses pemulihan dan rehabilitasi. Duka masih menyelimuti benak anak-anak ini walaupun sudah berkali-kali coba dihibur oleh banyak pihak.
“Anak ini harus terus diberi motivasi agar kedepan mereka menjadi anak yang berguna dan siap berjuang,” ungkap Bupati Sukabumi Marwan Hamami, usai menghibur anak anak korban gempa dengan kuiz dan hadiah, Sabtu (05/01/2019) silam.
Sebelum Marwan juga mengungkap nasib anak-anak korban gempa ini akan menjadi fokus perharian dinas terkait, terutama pendidikan dan kebutuhan hidup lainnya. Khususnya yang kini berstatus yatim piatu. Tak hanya Marwan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam kunjungan ke lokasi bencana ini, Rabu (2/1/2018) silam memutuskan untuk mengasuh dua kakak beradik, Henki dan Farel yang kehilangan kedua orang tuanya.
BACA JUGA: Kang Emil Bakal Urus Dua Anak yang Kehilangan Orang Tuanya Akibat Longsor Cisolok
"Insya Allah ke depannya, hidup keduanya akan saya dan bu Cinta @ataliapr urus sampai mereka dewasa dan mandiri. Semoga Allah selalu melindungi Hengki dan Farel dan memberikan ketabahan lahir bathin karena kehilangan orang tua kandungnya. Aamiin," tulis Emil dalam akun media sosialnya.
Tak hanya Henki (12 Tahun) dan Farel (5 tahun), bencana ini juga membuat sejumlah anak lainnya kehilangan orang tua. Ada Sutina (13 tahun), Rika (7 tahun), Dika (11 tahun), dan Ratih (15 tahun) kini hidup bersama keluarga dekatnya karena bencana longsor jelang magrib, (31/12/2018) merenggut nyawa ayah dan ibu mereka.
Selain itu masih ada sejumlah anak lainnya yang harus kehilangan ayah atau ibu dalam bencana tersebut. Ada Reza bayi berusia empat bulan yang kehilangan ayahnya, Sindi Putri (10 tahun) yang kehilangan ibunya, Melgiansyah (7 tahun) dan Yeni (10 tahun) yang juga kehilangan ibunya.