SUKABUMIUPDATE.com - Pemandangan berbeda terlihat di SDN 2 Bojong yang berada di Kampung Babakan, Desa Balekambang, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi. Sejumlah siswa bukan belajar di dalam kelas melainkan di luar kelas. Mereka merupakan siswa kelas V yang setiap hari belajar di teras kelas.
Ketua Komite SDN 2 Bojong, Sukandar Effendi mengatakan, siswa kelas V belajar di teras karena sekolah ini mengalami kekurangan ruangan.
BACA JUGA: Satu Kelas Ambruk Dua Lainnya Lapuk, Siswa SDN Kiarajangkung Sukabumi Belajar di Teras
Menurut Sukandar, sekolah tersebut memiliki enam ruangan, terdiri dari lima ruang kelas dan satu untuk kantor. "Sehingga SDN 2 Bojong kekuranga satu ruangan, adapun jumlah siswa semuanya 160 orang," jelasnya.
Sukandar pun tak tega melihat siswanya belajar di teras kelas. Apalagi ketika musim hujan seperti ini, kegiatan belajar terganggu karena kena cipratan air hujan.
BACA JUGA: Atap Roboh, Siswa SDN Tegal Sadang Pabuaran Sukabumi Numpang Gedung PNPM
"Mereka siswa kelas V terpaksa belajar di teras sekolah, kendalanya kalau musim hujan seperti sekarang kena air," jelasnya.
Sementara itu, salah satu pengajar SDN 2 Bojong Purnama Salam, mengatakan siswa belajar di luar kelas sejak 2010 silam. Awalnya yang belajar di luar ruangan itu kelas II, kemudian berganti menjadi kelas V yang belajar di luar kelas. Untuk kelas V ini sudah tiga tahun belajar di teras.
BACA JUGA: Kelas Hingga Toilet Rusak, Guru dan Siswa SDN Rambay Sukabumi Lari ke Sungai untuk Kencing
Purnama mengungkapkan, awalnya SDN 2 Bojong memiliki 6 ruang kelas dan 1 ruang kantor. Namun lokasi awal sekolah tersebut berada di dekat tebing yang rawan longsor sehingga direlokasi pada tahun 2007 ke tempat baru. Lokasi sekolah yang pertama dengan yang saat ini berjarak 500 meter.
Saat relokasi itu dapat bantuan tiga ruangan kelas dan pada tahun 2010 kembali dapat bantuan tiga ruangan kelas. "Berhubung ruang kantor tidak ada maka satu ruang kelas dipakai ruang guru dan kantor, sehingga satu kelas tidak mendapat ruangan dan belajar di teras kelas sampai sekarang," jelas Purnama.
BACA JUGA: 700 SD di Kabupaten Sukabumi Rusak Berat, Disdik Ajukan Rp 16 Miliar
Menurut Purnama, pihak sekolah sudah mengajukan kepada pihak terkait terutama Dinas Pendidikan (Disdik) untuk penambahan ruangan. Namun hingga kini tak kunjung realisasi.
"Kami pun sudah mengajukan usulan tambahan ruangan," pungkasnya.
BACA JUGA: Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tinjau Sekolah Ambruk, Ace: Harus Segera Diperbaiki
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi Kusyairin mengatakan, kondisi sekolah di seluruh wilayah Kabupaten Sukabum sedang diinventarisir. inventarisir ini untuk memverifikasi sekolah-sekolah yang tidak layak, termasuk SDN 2 Bojong.
"Sudah saya tugaskankan Kasi Sarpras untuk memverifikasi sekolah-sekolah tidak layak. Termasuk SDN 2 Bojong. Mungkin belum sampai sana karena jadwal kemarin prioritas sekolah yang runtuh akibat gempa dan sekolah yang terkena dampak double track Kereta Api. Insya Allah setelah dikunjungi baru kemudian nanti ditentukan skala prioritas," jelasnya.
BACA JUGA: IKIAD Kabupaten Sukabumi Tinjau Ruangan Ambruk di SDN Cikaramat Simpenan
Mengenai keinginan penambahan ruang kelas di SDN 2 Bojong, Kusyarain mengingatkan, setiap penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) atau rehab harus tercantum dalam RKPD online atau bisa juga dari DAK.
"Namun itu ditentukan berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) oleh sebab itu sekolah harus aktif memperbaharui data dapodik. Jika ada hal yang mendesak kita jadikan skala prioritas," jelasnya.