SUKABUMIUPDATE.com - Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) tanpa lelah terus bergerak dan berupaya dengan maksimal dalam mewujudkan program ekonomi kerakyatan yang berkeadilan di Indonesia. Bahkan beberapa program pun terus digulirkan dan dikembangkan untuk mengangkat perekonomian masyarakat kecil.
Salah satunya titik usaha bergerak di bidang kesehatan, yaitu Refleksi Haji Uhud. Usaha milik FKDB ini sudah berdiri sejak 1990 lalu, bahkan konsisten terus berkembang hingga ke luar pulau jawa.
Koordinator Nasional Bidang Refleksi Haji Uhud FKDB, Ajat Sudrajat, menjelaskan, di Jawa Barat sendiri sudah ada tujuh tempat atau cabang refleksi.
BACA JUGA: Ini Empat Poin Hasil Rapat Pimpinan DPP FKDB
"Refleksi kesehatan ini pusatnya di Pasekon Kecamatan Sukalarang, kemudian buka cabang pada 2010 di Jalan Raya Selakopi KM 11 Desa Lembursawah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi," ujarnya kepada sukabumiupdate.com.
Tak hanya di Jawa Barat, Refleksi Haji Uhud ini, kata Ajat, membuka cabang di sejumlah tempat diluar pulau jawa. Diantaranya Riau, Papua, Merauke hingga Manado.
Menurutnya, refleksi ini cukup membantu masyarakat, karena melayani kesehatan masyarakat. Artinya sangat dibutuhkan untuk menjaga maupun mengobati.
BACA JUGA: FKDB Siap Tanamkan Rasa Nasionalisme Bersendikan Pancasila, Ini Poinnya!
"Dengan ini tentu masyarakat terbantu, yang awalnya sakit menjadi sembuh dan yang sehat akan semakin terjaga kesehatannya," kata Ajat.
Sebagai gambaran, Ajat memaparkan, secara teknik refleksi itu memperbaiki sistem jaringan tubuh dengan menotok simpul-simpul saraf dari dalam tubuh. "Sehingga jika sistem jaringan tubuh normal, maka otomatis tubuh juga akan sehat kembali," jelasnya.
Ajat menjamin tim kerja Refleksi Haji Uhud ini tidak sembarangan orang, tentu dengan sumber daya manusia yang profesional. Pasalnya sebelum para terapis melakukan tugasnya, mereka diberikan pelatihan terlebih dahulu di tempat pelatihannya lembaga kursus dan pelatihan doa bangsa (LKPDB).
BACA JUGA: Ketua FKDB Bareng Istri Nyoblos di Jakarta, Ini Harapannya!
"Setelah memenuhi kriteria atau dinilai kemampuannya sudah cukup, baik secara teoritis maupun teknis baru bisa melayani pasien. Mereka juga sudah bersertifikat," paparnya.
Bahkan jika ada masyarakat yang ingin menjadi terapis refleksi Haji Uhud, Ajat membuka peluang bagi siapapun. Namun terlebih dahulu mengikuti pelatihan di LKPDB
"Biasanya pelatihan diberikan selama tiga bulan, tetapi tergantung dari pribadi calon terapis itu sendiri," imbuhnya.
BACA JUGA: Kolaborasi FKDB dan FTI Tumbuhkan Usaha-usaha Kerakyatan
Ajat berharap salah satu titik usaha ekonomi kerakyatan yang dibangun oleh FKDB untuk membangun ekonomi kerakyatan ini, dapat dikembangkan di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Ketua FKDB, Ayep Zaki menambahkan, ia bertekad program ekonomi kerakyatan dan pendidikan berkeadilan merata di seluruh Indonesia.
"Hak itu sebagai persembahan FKDB untuk bangsa tercinta. Bahkan FKDB juga akan mempersembahkan dua program baru, yaitu program kedaulatan pangan dan program wirausaha anak yatim fakir miskin (Wayfar)," singkatnya.