Walaupun Masih Zona Biru, Kades di Sukabumi Ini Minta Sekolah Kembali Dibuka

Senin 20 Juli 2020, 15:15 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Desa Pulosari Dirja Miharja akhirnya memilih sikap berseberangan dengan pemerintah. Ketua gugus tugas tingkat desa ini meminta Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan pemerintah provinsi segera membuka kembali sekolah dengan sistem tatap muka seperti sedia kala.

Kepada sukabumiupdate.com, Dirja meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menjalankan kembali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. Alasannya utamanya, terlalu lama diam dan belajar dari rumah dengan menggunakan metode belajar daring atau online berdampak tidak bagus pada karakter anak. 

BACA JUGA: Belajar Dari Rumah, Disdik: Kuota Internet Siswa di Kabupaten Sukabumi Diatur Sekolah

"Saya mewakili orang tua murid yang ada di desa, meminta dengan sangat kepada dinas pendidikan buka lagi sekolah untuk kegiatan belajar. Karena banyak warga yang tidak mengerti cara belajar online dan mengajarkan materi yang ada di buku kepada anak yang notabene itu bukan kapasitas kami, karena memang itu di luar kemampuan kami," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (20/7/2020).

Persoalan lainnya tidak semua siswa memiliki smartphone dan masih banyak perkampungan di Desa Pulosari Kecamatan Kalapanunggal yang jangkauan internetnya buruk.

BACA JUGA: Jadwal Sekolah Tatap Muka di Kota Sukabumi Mundur? Belum Dimulai 13 Juli, Ini Alasannya

"Tidak semua warga Pulosari punya handphone, dikarenakan jujur daerah kami daerah paling ujung yang alat komunikasi khususnya handphone masih ada warga yang kurang tahu alat tersebut," katanya.

Kalau pun punya handphone, kata Dirja, anak-anak mesti mencari tempat agar koneksi internetnya bagus. "Kadang malam anak-anak seusia SD dan SMP nongkrong di desa hanya sekedar ikut wifi," ungkapnya.

BACA JUGA: Kabupaten Sukabumi Masih Zona Biru Covid-19, Iyos: Belajar Tetap via Daring

Ia menilai dengan belajar daring atau online ini membuat pengeluaran meningkat karena harus membeli paket internet. Selain itu, belajar dengan seperti itu dianggap kurang efektif sebab materi yang disampaikan oleh guru membuat tidak seluruhnya dapat dimengerti siswa. "Malah membuat anak jadi malas dan bodoh karena terlalu lama diam di rumah."

Dirja pun khawatir efek langsung dari ponsel itu terhadap kesehatan. "Tidak disiplin dan yang lebih parahnya dikhawatirkan mata anak cepat rusak karena kebanyakan lihat ponsel," sambungnya.

BACA JUGA: Disdik Kabupaten Sukabumi Belum Tentukan Sikap, Lanjut BDR atau Back to School?

Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan memperpanjang masa belajar dari rumah selama pandemi Covid-19 ini.

Dirja mempertanyakan kenapa siswa belum bisa belajar di sekolah sedangkan pasar, tempat wisata dan mall boleh buka. 

"Jika sekolah masih terus ditutup, apa jadinya dengan anak-anak kami. Pasar bebas ramai, berkerumun tanpa khawatir terpapar Covid, pantai dan tempat wisata dibuka, tempat hiburan dibuka, pesawat penuh sesak dengan penumpang, mall juga dibuka. Tapi kenapa sekolah ditutup hanya karena takut terpapar Covid-19," pungkas Dirja.

BACA JUGA: Sekolah di Kota Sukabumi Dilarang Paksa Siswa Belajar Tatap Muka Walaupun Zona Hijau

Untuk diketahui, Kabupaten Sukabumi saat ini masih berstatus zona biru pada level kewaspadaan Covid-19 hasil evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat. Dengan status ini seluruh lembaga pendidikan di Kabupaten Sukabumi dari level paling bawah hingga sekolah tinggi masih diminta untuk menerapkan belajar jarak jauh (BJJ) atau BDR (Belajar Dari Rumah).

GTPP Covid-19 Kabupaten Sukabumi menerapkan kebijakan ini dengan tetap membuka akses bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil, tidak terjangkau akses internet dan tidak memiliki fasilitas online untuk tetap belajar yaitu dengan sistem home visit. Dinas Pendidikan diminta untuk bisa memetakan kebutuhan belajar dimasa pandemi sesuai dengan kondisi wilayah dan kemampuan masing-masing siswa.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Kecantikan22 Februari 2025, 22:34 WIB

5 Cara Ampuh Memperbaiki Kulit Berminyak yang Dehidrasi, Bisa di Coba di Rumah

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan air atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Ilustrasi cara memperbaiki kulit berminyak yang dehidrasi (Sumber: Freepik/@stockking)
Sukabumi22 Februari 2025, 22:32 WIB

Setelah Autopsi, Samson Sang Preman Simpenan Sukabumi Dimakamkan di TPU Pasir Pogor

Kematian Samson masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.
Jenazah Suherlan alias Samson (33 tahun) saat akan dimakamkan di TPU Pasir Pogor, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Kecantikan22 Februari 2025, 22:25 WIB

Kulit Berminyak dan Dehidrasi: Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

Dengan perawatan yang tepat, kulit berminyak yang dehidrasi dapat dikembalikan keseimbangannya. Ingat, hidrasi adalah kunci untuk kulit yang sehat dan bercahaya.
Ilustrasi kulit berminyak dan dehidrasi (Sumber:  Freepik/@KamranAydinov)
Nasional22 Februari 2025, 21:54 WIB

Diduga Dipecat Jadi Guru Pasca Kritik Polisi, Mendikdasmen Diminta Segera Bela Citra Sukatani

Guru merupakan warga negara yang dijamin hak-haknya.
Personel band punk Sukatani. | Foto: X/barengwarga
Life22 Februari 2025, 21:30 WIB

10 Cara Efektif Menghilangkan Noda Pewarna Rambut yang Menempel di Kulit

Mewarnai rambut tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara termudah untuk mengubah penampilan. Namun, terkadang, betapapun kerasnya upaya untuk mencegahnya, warna rambut ini dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Ilustrasi seorang wanita menggunakan pewarna rambut (Sumber: Freepik/@user18526052)
Sukabumi22 Februari 2025, 21:13 WIB

Tulang Tengkorak Terpotong, 4 Luka pada Wajah Warga Sukabumi yang Tewas di Tangan Adiknya

Tim dokter tidak melakukan tindakan autopsi terhadap jenazah Hendra.
Ketua tim dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi dr Nurul Aida Fathya saat dimintai keterangan oleh wartawan soal kematian Hendra (55 tahun) pada Sabtu (22/2/2025). | Foto: SU/Asep Awaludin
Sehat22 Februari 2025, 21:00 WIB

Panduan Lengkap Mengatasi Sakit Punggung: Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Dengan memahami penyebab, pengobatan, dan langkah pencegahan, Anda dapat mengelola sakit punggung secara efektif dan mencegahnya mengganggu aktivitas harian.
Ilustrasi seseorang mengalami sakit punggung (Sumber: Freepik/@stefamerpik)
Sehat22 Februari 2025, 20:30 WIB

Panduan Aman Puasa Intermiten untuk Ibu Menyusui: 8 Tips dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Puasa intermiten dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui jika dilakukan dengan benar dan hati-hati. Namun, keamanan dan efektivitasnya bergantung pada kebutuhan tubuh masing-masing ibu dan respons bayi.
Ilustrasi panduan aman puasa intermiten untuk ibu menyusui (Sumber: Freepik/@freepik)
Life22 Februari 2025, 20:00 WIB

Amankah Mencoba Puasa Intermiten Saat Menyusui? Simak Ulasan Berikut

Sebelum mencoba puasa intermiten ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar proses menyusui tetap optimal dan kesehatan bayi tetap terjaga.
Amankah mencoba puasa intermiten saat menyusui? (Sumber: Freepik/@freepic.diller)
Musik22 Februari 2025, 20:00 WIB

Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta

boygroup NCT Wish akan menyapa penggemar Indonesia untuk pertama kali sejak debut melalui Asia Tour yang bakal digelar pada 31 Mei 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Sapa Penggemar Pertama Kali, Harga Tiket NCT Wish Asia Tour Log di Jakarta (Sumber : Instagram/@nctwish_official)