SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah benda pusaka diantaranya senjata tradisional berderet rapi di atas selembar kain putih yang membentang dalam sebuah upacara adat. Beberapa orang duduk bersila sambil merapalkan mantra.
Demikian suasana yang tergambar pada upacara adat Ngukuluan Sanghiyang yang digelar Museum Ki Pahare di Jalan Raya Baros KM 5 Kecamatan Baros Kota Sukabumi. Upacara adat ini merupakan sebuah tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun yang lalu di wilayah Pajajaran.
BACA JUGA: Harapan Museum Kipahare, Upacara Adat Sedekah Bumi Masuk Event Pemkot Sukabumi
"Kegiatan tradisi yang saat ini dilakukan oleh museum Ki Pahare bertujuan untuk memelihara koleksi yang dimiliki oleh museum itu sendiri dan milik masyarakat, contohnya seperti koleksi pusaka, senjata, batu, dan lain sebagainya," Ketua Yayasan Museum Ki Pahare Sandi Samba Wijaya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (13/11/2019).
Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 11 hingga 12 November 2019 dengan dua tempat yang berbeda. Pertama, kegiatan upacara adat Ngukuluan Sanghiyang digelar di Museum Ki Pahare. Kemudian kegiatan pagelaran seni budaya di Lapang Cipeujeuh Jayaraksa Kecamatan Baros, Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Pesan Dibalik Tarian Upacara Adat Liliuran dan Ngahiras di Rampak Pajampangan 2018
Tujuan kegiatan ini untuk mengingatkan generasi muda bahwa setiap daerah termasuk Sukabumi memiliki tradisi yang khas yang sudah turun temurun dilaksanakan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya. Selain sebagai edukasi kepada generasi selanjutnya dalam hal budaya, kegiatan ini pun dapat dijadikan tujuan wisata budaya," kata Sandi.
BACA JUGA: Upacara Adat Syukur Bumi di Kasepuhan Sinar Resmi Sukabumi Berlangsung Khidmat
Selain upacara adat membersihkan dan menampilkan benda pusaka di Museum Ki Pahare, kegiatan juga diisi dengan pagelaran seni budaya seperti debus, tarawangsa, karinding dan diskusi budaya dengan narasumber Budi Dalton. "Seluruh koleksi yang tebuat dari logam dan batu ditampilkan pada kegiatan tersebut," tandasnya.