SUKABUMIUPDATE.com - Rampak Pajampangan 2018 di Lapangan Tegallegok Kecamatan Surade Kabupaten sudah berlalu. Namun sejumlah pertunjukkan seni dan budaya patut diapresiasi karena memiliki semangkat untuk memperkenalkan lokalitas tatar Pajampangan, seperti tarian upacara adat Liliuran dan Ngahiras.
Tampil hari Sabtu, (27/10/2018) silam di panggung Rampak Pajampangan, kelompok seni Palapah Katresna asal Kecamatan Waluran pimpinan Cahya Suken bersama sekitar 30 anak didiknya yang rata - rata masih duduk dibangku sekolah dasar dan menengah ini membawakan tarian khas dengan penuh penjiwaan.
BACA JUGA: Inilah Para Pemenang Pasanggiri Jaka Dara Rampak Pajampangan
"Liliuran berarti gotong royong, yang merupakan hubungan timbal balik antara satu masyarakat dg masyarakat lainnya, bergotong royong menyelesaikan suatu hajat masyarakat dengan tanpa imbalan, namun menjadi hutang tenaga di kemudian hari," jelas Cahya, Senin (29/10/218).
Arti dari tarian Ngahiras lanjut Cahya adalah bentuk gotong royong masyarakat dalam bidang pertanian tanpa imbalan. "Tarian ini di tujukan untuk memotivasi masyarakat untuk terus menjunjung tinggi gotong royong, sebagai identitas orang pajampangan," sambung Cahya.
BACA JUGA: Berburu Kuliner Menggugah Selera di Rampak Pajampangan
Sementara itu Directer Event Rampak Pajampangan Demmy Pratama mengungkapkan kebanggaannya karena dalam Event Rampak Pajampangan yang rencananya akan di adakan setiap Tahun ini.
"Rampak Pajampangan ini adalah sebuah ekspresi yang dinamis dari warga Pajampangan, ini terbukti dari semakin tergalinya potensi budaya yang ada di tatar Jampang ini di buktikan dengan kehadiran 250 seniman yang hadir dengan membawa potensi budaya yang beragam, "pungkasnya.