SUKABUMIUPDATE.com - Syukuran Seren Taun Ngamumule Pare merupakan kegiatan tahunan yang dilakukan masyarakat Kampung Adat Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Puncak Acara Seren Taun Kasepuhan Sinar Resmi Digelar Esok, Tertarik Datang?
Kegiatan yang sarat makna filosofis ini menjadi salah satu bentuk masyarakat kampung adat dalam mensyukuri hasil alam, hasil bumi yang masih bisa dinikmari generasi hari ini maupun generasi masa mendatang.
"Saya sebagai orang yang ditunjuk penerus untuk mengurus padi lokal, yang ditanamnya satu tahun sekali, yaitu enam bulan mulai dari awal tanah hingga panen padi," kata Sesepuh Kasepuhan Sinar Resmi, Abah Asep Nugraha kepada sukabumiupdate.com, Minggu (1/9/2019).
Proses memasukan padi ke dalam Leuit si Jimat pada acara Seren Taun ke-440, di Kampung adat Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Minggu (1/7/2018). | Sumber Foto: Nandi
Menurut Abah Asep, dalam kegiatan syukuran ini masyarakat kampung adat memanjatkan rasa syukur hambanya kepada yang maha kuasa, Allah SWT yang memberikan nikmat kehidupan.
"Atas rasa syukur kepada yang punya, Allah SWT sudah memberikan kelancaran. Kepada orang tua, leluhur, sudah mengajarkan melaksanakan kegiatan ngangaru, ngawaluku, ngali lobang, gak siang gak makam, gak di darat, gak di air, hari ini di sempurnakan dalam acara Seren Taun," jelasnya.
"Ini acara Seren Taun yang ke-440. Kenapa disebut 440? Karena abah sebagai turunan ke-10, secara nomaden di abad 16 dikasih ciri dan tanda oleh lelulur," terangnya.
BACA JUGA: Seren Taun Kasepuhan Sinar Resmi Sukabumi
Lanjut Abah Asep, untuk laporan hasil panen padi yang masuk tahun ini mencapai 2.000 pocong, jumlah tersebut didapat dari kewajiban anak cucu abah. Misalnya anak cucu punya 50 pocong garing, untuk dimasukan ke dalam Leuit si Jimat itu satu Pocong.
"Berarti ada 2.000 pocong yang dihasilkan. Ditambah dari warga Abah 50 pocong berarti padi yang akan dimasukan jumlahnya segitu dengan berat per pocong tiga kilogram. Adapun untuk kapasitas Leuit si Jimat itu 3.000 pocong. 3.000 pocong sama dengan sembilan ton satu leuit," paparnya.
BACA JUGA: Seren Taun, Cara Kasepuhan Sinar Resmi Syukuri Hasil Tani
Masih kata Abah, leuit di komunitas kesaruan adat banten kidul itu beragam. Cirinya saat warga di sini sudah menikah pasti punya leuit, tapi tidak sebesar Leuit si Jimat kapasitas. Ada yang menampung 1.000 pocong, 500 pocong, menyesuaikan kemampuan masing masing.
Lanjut Abah Asep, ketentuannya setelah menikah harus punya leuit meskipun tidak punya lahan sawah. Karena ada beberapa sistem yang bisa dijalankan untuk punya padi seperti sistem maro dan ngepak dereup. Tujuannya adalah pemerataan penghasilan bumi.
BACA JUGA: Puncak Acara Seren Taun Kampung Adat Sinar Resmi Sukabumi Siap Digelar
"Hasil padi yang saat ini disyukuri akan disimpan di leuit yang usianya bisa mencapai sekitar 40 tahun sampai 50 tahun. Untuk padi yang disimpan hasil dari 40 tahun ke belakang untuk rasa pasti ada perubahan tidak seperti rasa dari padi yang baru dipetik. Tapi kalau kurang dari 10 tahun masih aman belum ada perubahan bentuk rasa. Adapun dalam menanam padi tidak menggunakan pupuk pestisida atau bahan bahan yang mengandung bahan kimia," pungkas Abah Asep.