SUKABUMIUPDATE.com - Banyak tenaga kesehatan (nakes) yang tergerak hatinya untuk menjadi relawan dalam menanggulangi Covid-19. Di Sukabumi saja, ada nama Dayantri Azhari, perawat asal Palabuhanratu yang bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet.
Tak hanya satu saja rupanya, ada juga Ruswandi Bahtiar (29 tahun) warga Kampung Cibolang RT 06/03, Desa Curugkembar, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, menjadi relawan yang ditempatkan di Satgas Covid-19 RS Suyoto Bintaro Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Mengenal Dayantri, Perawat Asal Palabuhanratu yang Viral saat Jadi Relawan Covid-19 di Wisma Atlet
Ruswandi yang merupakan seorang perawat di salah satu klinik rawat inap di Kota Sukabumi tergerak untuk masuk sebagai relawan setelah melihat berita kasus Covid-19 yang semakin hari kasusnya semakin meningkat.
"Saya merasa terpanggil ingin membantu rekan rekan sejawat yang kekurangan tenaga kesehatan terutama daerah Jabodetabek, karena waktu itu angka kejadian covid-19 di sukabumi masih 0," jelasnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (2/6/2020).
Ruswandi kemudian mendaftar diri di Komdukeskemhan menjadi relawan Kemenkes dan mengambil cuti diklinik tempatnya bekerja. Setelah diseleksi dan diterima jadi relawan, dirinya ditempatkan di Satgas Covid-19 RS Suyoto Bintaro Jakarta Selatan, dibawah naungan Kemenhan.
BACA JUGA: Kisah Perawat Corona di Sukabumi, Semangat Adithya Muncul Setelah Ingat Pesan Mendiang Istri
"Karena kemenhan meminta tenaga medis dari Kemenkes untuk jadi relawan di bawah naungan gugus tugas covid mereka," ungkapnya.
Ada satu hal menarik yang membedakan relawan covid satgas Kemenhan dengan satgas lainnya, yaitu pembekalan pengetahuan tentang covid. Pembekalan yang biasanya dilaksanakan dua hari, di Kemenhan pembekalannya dilaksanakan dua minggu yang dikenal sebagai diklat bela negara.
"Karena mengikuti diklat, saya bangga terpilih menjadi bagian dari komponen pendukung kesehatan ( Komdukes) TNI angkatan pertama yang dimana kita harus siap sedia membantu TNI kalau dibutuhkan, " tuturnya.
BACA JUGA: Sedih, Perawat Covid-19 di Kota Sukabumi Curhat Soal Kematian Istri dan Family Distancing
Selama penugasan,dirinya ditempatkan di ruang perawatan khusus covid memakai APD lengkap yang ternyata lumayan pengap, Ruswnadi menyebutnya baju astronout.
Merawat pasien Covid-19 bukan hanya pengobatan saja. Menurut Ruswandi pasien Covid-19 juga butuh sekali yang namanya support untuk membangkitkan semangat psikologisnya. "Ini salah satu yang berperan penting dalam penyembuhan mereka yang dimana kalau kondisi psikologis mereka bagus biasanya sembuh lebih cepat," jelasnya.
Ruswandi Bahtiar (29 tahun) warga Kampung Cibolang RT 06/03, Desa Curugkembar, Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, menjadi relawan di Satgas Covid-19 RS Suyoto Bintaro Jakarta Selatan.
Lulusan Keperawatan Stikesmi Kota Sukabumi ini sangat bangga membantu negara dalam penanggulangan Covid-19 dan ketika ada pasien sembuh, dirinya begitu senang dan bahagia. Tetapi ada momen yang membuat Ruswandi merasakan sedih. Karena sejak 18 April 2020 dirinya tidak boleh berinterkasi langsung dengan keluarganya.
Bahkan ketika neneknya meninggal, Ruswandi tidak melayat.
BACA JUGA: Lagi Pasien Positif Covid-19 Blak-blakan, Perempuan Tenaga Kesehatan di Kota Sukabumi
"Pertama saya tidak bisa pulang dan ketemu keluarga. sudah dua bulan saya tidak bertemu mereka. Kami tidak boleh berinterkasi dengan mereka karena menghindari resiko pemaparan covid, padahal saat puasa kemarin nenek saya meninggal dan saya tidak bisa melayatnya hanya bisa mendoakan dari jauh," jelasnya
Sebagai tenaga medis atau tenaga kesehatan, Ruswandi sangar berharap pandemi ini segera berakhir. Maka dari itu dia meminta masyarakat mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. "Cuci tangan pakai sabun, physical distancing, memakai masker agar kita bisa kembali seperti sediakala. Salam sehat, bela negara," pungkasnya.