SUKABUMIUPDATE.com - Web Programmer sekaligus YouTuber, Sandhika Galih berbagi tips bagaimana menjadi kreator konten di YouTube. Hal tersebut disampaikan usai Sandhika menjadi narasumber dalam Seminar Ngoding Happy (Ngopy) yang diselenggarakan kampus AMIK CBI Sukabumi, Rabu (1/5/2019).
"Kalau channel saya disebut terkenal sih enggak. Tapi saya bisa kasih sedikit tips. Kebetulan saya sudah menjalankan channel YouTube saya sejak tahun 2015 lalu," kata Sandhika kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Seminar CBI di Cicurug Sukabumi, Tingkatkan SDM Programmer Profesional
Informasi yang dihimpun, pria yang juga dosen Universitas Pasundan Bandung itu konsisten mengisi konten seputar Web Design dan Web Programming. Sudah ada ratusan konten tutorial Web Design dan Web Programming yang ia buat. Kini, Sandhika sudah memiliki lebih dari 110.000 followers.
"Saran saya, yang pertama konsistensi. Kita harus sering upload video. Jadi ada yang bilang kuantitas nomor satu, baru kualitas nomor dua. Terus kita harus mencari tema. Mau vlog, gaming atau lifestyle. Kebetulan channel saya itu kan tutorial pemrograman, khususnya website. Jadi kuncinya konsistensi, upload rutin dan cari tema," kata Sandhika kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: WhatsApp Instagram dan Facebook Error, Pengguna di Sukabumi Kesal
Ia menilai, arus informasi hari ini semakin deras, dan seorang warganet harus pintar-pintar memilah informasi. Tidak sembarang menekan tombol share, dan sembarang berkomentar. Warganet yang cerdas selalu menyaring dulu apa yang akan dibagikan maupun dikomentari. Hal itu pula yang harus menjadi pertimbangan seorang pencipta konten di YouTube.
"Harus saring dulu sebelum sharing. Saat ini saya baru aja 100.000 dapat subscriber. Peningkatannya ada di tahun 2019 ini. Soal income, itu relatif. Kita enggak bisa tahu YouTube nyimpen iklan apa di video kita. Itu akan diklasifikasi. Kalau misalkan konten kita tentang game, maka iklannya game. Masing-masing kelas dari konten itu menentukan tingkat iklan yang masuk," lanjutnya.
BACA JUGA: Sebab Pajak Royalti Peneliti Tinggi, Orang Pilih jadi Youtuber
"Tinggi rendahnya iklan hanya YouTube yang masuk. Kalau konten kita bahasa Indonesia maka akan sedikit dari pada konten yang berbahasa Inggris. Cuma tidak menutup kemungkinan channel berbahasa Indonesia mendapatkan penghasilan dari iklan. Terus, kalau peminat, tidak bisa disimpulkan dengan iklan," imbuh Sandhika.
Disisi lain, ia melihat konten lebih banyak yang bersifat hiburan, dibandingkan konten yang bersifat tutorial dan edukasi. Hal itu, kata Sandhika, karena kebanyakan orang membuka YouTube ingin mencari hiburan.
BACA JUGA: Selain Atta Halilintar, Ini Deretan Youtuber Terkaya RI
"Terakhir, pesan saya, selalu berikan sesuatu yang positif. Apapun yang kita lakukan mungkin ada yang mengikuti. Intinya sama-sama bikin komunitas yang positif aja. Apalagi ditengah kemudahan akses informasi hari ini, orang bisa dengan mudah tinggal buka gadget ketimbang komputer atau laptop," tandasnya.