SUKABUMIUPDATE.com - Bencana gempa bumi hingga 7.0 SR di Lombok beberapa waktu lalu, menggugah berbagai kalangan untuk meringankan beban para korban. Semuanya dilakukan dengan beragam cara, mulai dari bantuan tenaga, pangan, mengumpulkan donasi dijalanan atau yang lainya. Adapula yang rela meninggalkan keluarga untuk menjadi relawan penanganan korban bencana dan berangkat ke Lombok.
Seperti yang dilakukan Andri Kurniawan. Warga Kampung Lebaksiuh RT 24 RW 08 Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi ini rela menanggalkan pekerjaannya terlebih dahulu sebagai pegawai honorer di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok.
Andri yang juga aktif di kepemudaan Muhammadiyah Lebaksiuh ini mengatakan, pada Minggu 05 Agustus 2018 saat terjadi gempa susulan dengan kekuatan 7 SR di Lombok Timur terjadi, Ia langsung menghubungi rekan relawannya di Jakarta.
"Paginya saya minta info kepada temen-temen relawan disana dan ternyata dari info yang saya dapatkan secara pribadi saya terpanggil untuk bersama mereka (Para korban dan relawan)," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (16/8/2018).
Di lokasi gempa, dengan modal info dari salah satu komunitas sosial Gerak Bareng, ia pun berangkat ke Jakarta pada pukul 23.00 WIB. Tujuannya, ke Yayasan Garasi Hijrah (Komunitasnya Gerak Bareng) untuk membantu packing logistik dan mengawal tenda pleton untuk di bawa ke Lombok.
"Setelah mendapatkan izin dari pimpinan dari KPUT PKB Dishub Kota Depok dan doa dari anak dan istri, sekitar pukul 03.00 WIB saya pun brangkat ke Lanud Halim Perdana Kusuma dengan membawa tenda pleton sebanyak 5 set," ucpanya.
BACA JUGA: Diguncang Gempa 7 SR, Begini Cerita Warga Asal Sukabumi yang Tinggal di Lombok
Perjalanan Andri tidak semulus yang telah direncanakan. Di sana, ia harus menunggu hingga pagi sampai sore dan ternyata pesawat hercules mengalami masalah dan akhirnya diputuskan untuk naik pesawat komersil.
"Alhamdulilah tiket pun di biayai oleh komunitas gerak bareng dan dari team Olokezo," terangnya.
Sesampainya dilokasi, Andri mendapatkan tugas untuk maping lokasi gempa ke Kecamatan Kahyangan dan terlihat beberapa kerusakan bangunan hingga jalan yang dilalui terlihat retak.
BACA JUGA: Gerakan Cebu Cebu Sukabumi Galang Dana Untuk Korban Lombok
"Mungkin yang saya alami tak seberapa dengan yang mereka rasakan, saya merasakan bagaimana tegangnya saat gempa susulan 6.2 SR mengguncang lombok saat itu," paparnya.
Baru selesai maping dan ngobrol bersama anggota marinir dan relawan lainnya, tambah Andri terdengar mirip suara dentuman bom di bawah tanah lalu guncangan dahsyat mengakibatkan 4 orang meninggal salasatunya relawan (Palang Merah Indonesia (PMI) dari Mataram dan sejumlah rumah rata dengan tanah.
"Berangkat ke lokasi saya di antar pake motor sama sahabat saya. Tapi pulangnya harus nyari tumpangan hinggga tiga kali numpang mobil ambulance," ungkapnya.
BACA JUGA: IEA Sukabumi Raya Galang Dana untuk Korban Bencana Lombok
Lebih lanjut, kondisi rumah warga yang dilihat tidak mungkin bisa dibangun dalam waktu dekat, akhirnya vounder Gerak Bareng meminta untuk mencoba membangun rumah tenda dengan ukuran 4x4 M dengan harapan rumah tenda bisa meringankan kesusahan korban bencana.
"Waktu itu, saya hanya bisa menteskan air mata dan memanjatkan seraikain doa agar para korban ini diberikan kesabaran serta ketabahan. Sempat berfikir kalo ada izin dari dinas ingin rasanya mewakafkan diri selamanya di sana bersama mereka," jelasnya.
Mengingat dirinya hanya seorang pegawai honorer, Andri akhirnya kembali ke Kota Depok dan kembali bekerja. "Saya hanya tenaga honorer yang memiliki batas cuti, akhirnya saya pun putuskan kembali ke depok pada Sabtu subuh," pungkasnya.