SUKABUMIUPDATE.com - Warga asal Sukabumi menuturkan kesaksiannya saat gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu 5 Agustus malam. Hingga saat ini, gempa masih terjadi hingga beberapa kali.
Parmono, (57 tahun), adalah warga asal Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi yang kini tinggal di Lombok. Ia menceritakan detik-detik menegangkan sesaat setelah gempa terjadi.
"Semalam kami tidur di luar, tidak ada yang berani tidur di dalam rumah," ujar pria yang akrab disapa Mono ini, dihubungi sukabumiupdate.com, Senin (6/8/2018).
Saat ini, Mono dan keluarganya tinggal di Perumahan BTN Sweta, Mataram, NTB. Kondisi rumahnya hanya mengalami rusak ringan.
Semalam, warga sekitar tidur di luar rumah dengan perlengkapan seadanya. Ada yang menggunakan terpal dan alas tikar, ada pula yang tidur berselimut di teras depan rumah.
"Retak-retak di bagian dinding. Di lingkungan saya tidak ada yang jadi korban," tutur Mono.
BACA JUGA: Mensos Idrus Marham Segera Salurkan Bantuan Korban Gempa Lombok
"Saat ini belum ada rencana mengungsi. Kami rasa di wilayah kami masih aman-aman saja," tambahnya.
Mono bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kementerian Pertanian. Kantornya berada di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Sekitar 25 kilometer dari tempat tinggalnya di Mataram.
Aktivitas kerja pun belum berlangsung normal. Beberapa kali gempa masih terjadi hingga hari ini.
"Kantor enggak libur, tapi barusan catat-catat kerusakan saja di kantor. Rata-rata lantai dua dan tiga retak-retak. Beberapa kawan enggak masuk kerja," tuturnya.
BACA JUGA: Gempa Lombok 7,0 SR, BMKG: Berpotensi Tsunami
"Guncanganya lebih kecil daripada yang semalam. Kalau yang agak gedenya, yang hari ini mungkin ada tiga kali," imbuh Mono.
Gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok sekitar pukul 18.46.35 WIB, malam tadi. Gempa tersebut berpotensi Tsunami.
Hingga berita ini disusun, korban jiwa yang tercatat sudah mencapai lebih dari 80 orang. Belum diketahui ada tidaknya warga asal Sukabumi yang menjadi korban.