SUKABUMIUPDATE.com - Operasi pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana yang dilakukan tim SAR bukan tanpa resiko. Kehatian-hatian menjadi kunci utama, disamping itu fisik yang juga harus prima.
Pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana yang penuh resiko bukan menjadi halangan bagi Siti Maryam untuk membantu sesama. Menurut dia, jiwa sosial yang mendorongnya terlibat aktiv.
Wanita kelahiran sukabumi 18 September 1984 ini bergabung dengan tim rescue Aksi Cepat Tanggap (ACT) Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Sukabumi.
BACA JUGA: Cerita Udin, Kakek Pencari Lahang Asal Curugkembar Sukabumi yang Ikut Usir Penjajah
Belum lama ini, dirinya terlibat dalam penyelamatan korban tenggelam di Curug Cikaso, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Dia juga terlibat dalam evakuasi korban tersesat di Gunung salak.
Dibalik ketangguhanya, Siti Maryam merupakan seorang ibu dari dua anak, Putra Pratama Agustian (11 tahun) dan Devin Arisandi (9 tahun). Sebagai seorang wanita, sesulit apapun lokasi dan kendala di saat menolong korban bencana, Maryam tak melupakan bersolek.
"Dulu saya emang gak suka dandan, tapi setelah menikah baru dandan dan mulai bermake up," ungkapnya.
Maryam yang merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara ini merupakan perempuan satu-satunya di keluarganya. Ini yang membuat dirinya berkarakter tomboy karena sejak kecil ia terbiasa bermain dengan saudara laki-laki nya.
BACA JUGA: Cerita Yanto Tukang Becak Kota Sukabumi, Seharian Berkeringat Hanya Kantongi Rp 30 Ribu
Warga Kampung muara Desa Parungkuda RT 05/01 Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi ini mengungkapkan kendati pekerjaan tersebut didominasi laki-laki, tapi dia tak ingin menghilangkan kodratnya sebagai perempuan.
Siti Maryam melakukan pencarian korban tenggelam di Curug Cikaso, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Demmi Pratama.
"Keseharian saya sama saja seperti ibu-ibu pada umumnya, masak, ngurus anak, dan kalau dirumah saya juga dasteran ga pake warepak," ujarnya.
Alumni MAN Cibadak tahun 2002 lalu ini mengaku sangat mengidolakan sosok Cut Nyak Dien, baginya sosok Cut Nya Dien adalah simbol kekuatan wanita sesungguhnya.
BACA JUGA: Wayang Sukuraga Asal Sukabumi Bakal Tampil di Negeri Gajah Putih
"Wanita itu jangan bergantung pada laki-laki, harus mandiri selama bisa melakukan nya sendiri," imbuhnya.
Selain aktif dalam kegiatan kemanusiaan, Siti Maryam ini membuktikan bahwa ia mampu mengatur waktunya dengan usaha dan bisnis online yang ia tekuni, disamping kewajibannya sebagai seorang ibu.
"Aktivis itu harus pintar, karena kegiatan sosial ini kan enggak berorientasi pada uang, jadi kita harus pandai mengatur waktu dan punya usaha yang bisa mencukupi kebutuhan kita," ujarnya tegas.
Siti Maryam melakukan pencarian korban tenggelam di Curug Cikaso, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Seniman Bambu Asal Ciakar Sukabumi di Tengah Himpitan Ekonomi
Mengenai hari Kartini, Siti Maryam mengungkapkan Kartini Indonesia masa kini harus mampu membuktikan bahwa wanita mampu sejajar dengan kaum lelaki dan mampu membantu sesama.
"Kita kaum perempuan harus bisa mandiri tanpa harus menunggu bantuan dari kaum lelaki, namun tetap tak menghilangkan kodrat kita sebagai perempuan," pungkasnya.