SUKABUMIUPDATE.com - Di persimpangan Jalan Veteran II, Yanto (65 tahun) duduk santai di becaknya menunggu penumpang, Sabtu (10/3/2018) siang itu. Matanya awas memperhatikan lalu lalang kendaraan dan sudut-sudut jalan berharap ada penumpang yang berminat diantarakan.
Mengandalkan tenaga, Yanto siap bersaing dengan ojek angkot dan angkutan online untuk mengaet penumpang.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Tukang Cukur di Sukabumi Ketiban Rejeki
Menjalani pekerjaan sebagai penarik becak sudah dilakoninya bukan hitungan satu atau dua tahun. Tapi puluhan tahun, tepatnya sejak tahun 1975.Dulu sekali jalan mengantarkan penumpang bayaran yang diterimanya mencapai Rp 50 perak untuk rute terjauh.
"Itu saya mengantar Kota Sukabumi-Karangtengah Gunungpuyung. Kalau sekitaran Kota Rp15 perak," terang bapak seorang anak ini.
Yanto mengakui kesulitan mendapatkan penumpang karena bersaing dengan angkutan lainnya.
Lelaki yang pernah bercita-cita menjadi polisi itu, dalam sehari penuh narik becak hanya bisa membawa pulang Rp 30 ribu. Jumlah uang tersebut harus dibagi-bagi untuk beragam keperluan termasuk untuk makan.
"Kadang-kadang cukup cuma buat makan," ujarnya.
BACA JUGA: Boleh Tidak Percaya, Tukang Gorengan di Cibadak Kabupaten Sukabumi Alami Dilema
Ditengah persaingan, Yanto hanya mengandalkan penumpang yang hanya ingin berkeliling kota seperti wisatawan.
"Kita di jalan harus bersaing dengan taksi online, ojek online angkot. Paling yang ingin keliling-keliling kota saja yang naik becak," tutupnya.