SUKABUMIUPDATE.com - Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi korban penganiayaan saat mengantar teman mengambil buku di daerah Sriwidari, Kota Sukabumi, Jumat (21/2/2020).
Korban berinisial NO (15 tahun) ini dihadang oleh tiga orang perempuan yang diperkirakan usia anak SMP. Pelaku kemudian menampar, mencoba merebut hp dan menendang korban yang merupakan warga Kampung Sukaraja RT 02/09, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Para Pelaku Penganiayaan Anak di Kota Sukabumi Ditangkap, Keluarga Korban Beri Apreasiasi
Kakak korban, Arip Sopana (28 tahun) menyatakan, peristiwa yang dialami NO itu terjadi pada Jumat sore. Ketika itu, korban dalam perjalanan mengantar mengambil buku di rumah temannya di Sriwedari. Temannya itu mengendarai sepeda motor dan korban dibonceng. Belum sampai ke rumah sang teman, diperjalanan mereka dihadang atau dicegat oleh tiga orang perempuan tersebut.
"Korban dicegat oleh pelaku dan kawan-kawannya sebanyak tiga orang, (korban) ditanyai oleh pelaku, kamu kenal tidak dengan si Ira dan Rikeu?. Korban menjawab tidak kenal. Lalu pelaku menampar pipi kanan," kata Arip kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/2/2020).
BACA JUGA: Penganiayaan Siswi SMP, Alasan Anak Melakukan Tindakan Kekerasan
Arip mengatakan, setelah ditampar oleh pelaku, korban turun dari sepeda motor untuk meminta alasan kepada pelaku. Namun, pelaku justru berbalik dan mencoba merebut paksa handphone milik korban. Ketika itu korban yang dalan keadaan berdiri ditendang pada bagian bawah perut oleh pelaku. Kuatnya tendangan itu membuat, korban terjatuh. Setelah itu, pelaku pergi dan korban berteriak sambil mengejar.
Menurut Arip, pihak keluarga akan mengambil jalur hukum atas tindakan yang dilakukan para pelaku.
BACA JUGA: Dugaan Penganiayaan Siswa SDN Cisande 1 Sukabumi Diselesaikan Secara Kekeluargaan
"Korban dilakukan visum di RSUD R Syamsudin SH dan disarankan untuk periksa ke ahli kandungan karena ditakutkan ada luka dalam. Malam itu juga ke Polres Sukabumi Kota untuk dilakukan BAP di unit PPA," jelas Arip.
Arip menyebut, adiknya tersebut juga merupakan pelajar beprestasi di bidang tari tradisional tingkat kota dan provinsi. Selama ini, korban tidak pernah punya masalah dengan siapa pun. Ketika peristiwa itu terjadi, korban masih sempat merekam pelaku dengan harapan mendapatkan ciri-ciri pelaku.
"Korban yang merekam dengan upaya bisa merekam pelaku. Pelaku kabur saat dikejar warga. Pelaku tiga orang, tapi yang menganiaya satu orang," tukas Arip.