SUKABUMIUPDATE.com - Tiga Kepala Desa (kades) bersama beberapa perwakilan warga mendatangi kantor perusahaan PLTMH Tamaris di Desa Mekarsari, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Senin (2/12/2019). Kedatangannya masih sama yaitu untuk meminta pertanggungjawaban soal dugaan pencemaran Sungai Cikaso.
Kades yang datang dari Desa Bangbayang dan Desa Sirnamekar Kecamatan Tegalbuleud serta dari Desa Bojong Kecamatan Kalibunder.
BACA JUGA: Minta Air Bersih Diberi yang Keruh, Warga Desa Bojong Sukabumi Kecewa ke PLTMH
Selain para kades dan perwakilan warga, pertemuan ini dihadiri pihak Polsek Sagaranten, Polsek Tegalbuleud, Polsek Kalibunder, Polsek Purabaya, Polsek Lengkong dan Muspika Sagaranten juga dari aktifitas lingkungan.
Para kades dan warga menuntut kepada PLTMH Tamaris dan PLTMH Zhong Meen agar memberi bantuan air bersih dan meminta dibuatkan sumur bor di tiga desa tersebut.
Pasalnya, warga tiga desa tersebut kini kesulitan mendapatkan air setelah Sungai Cikaso keruh dan berbau yang diduga akibat adanya aktivitas PLTMH di Sagaranten yang masih menjadi kawasan hulu Sungai Cikaso. Sedangkan air dari hulu Cikaso itu mengalir ke hilir melewati beberapa daerah di selatan Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Dua PLTMH di Hulu Cikaso Diduga Cemari Sungai, Warga Tuntut Air Bersih
Pertemuan ini lanjutan dari peremuan yang sebelumnya sudah dilakukan. Pada pertemuan antara warga dengan pihak PLTMH di jembatan Cikaso Sabtu (30/11/2019) itu, PLMTH bersedia memberikan air kepada. Akan tetapi, warga Desa Sirnamekar kecewa karena air yang diterimanya juga keruh.
"Sebenarnya tuntutan kami yang paling mendesak agar kedua pihak perusahaan PLTMH memberikan bantuan air bersih, bukan air keruh," tegas Kepala Desa Sirnamekar, Ajat Sudrajat.
BACA JUGA: Sungai Cikaso Sukabumi Dikotori Limbah, Warga Datangi PLTMH
Kedepannya warga pun meminta agar PLTMH membuat sumur bor. "Kami mengusulkan kepada kedua perusahaan untuk membangun sumur bor di tiga desa tersebut untuk mengantisipasi kalau kejadian seperti itu terulang kembali pada tahun-tahun yang akan datang,"imbuhnya.
Menurut Ajat, Sungai Cikaso saat musim kemarau menjadi tumpuan warga di beberapa desa. Air dari Sungai Cikaso, kata Ajat, dipakai untuk mandi dan mencuci.
BACA JUGA: Sungai Cikaso, Harapan Terakhir Warga Kalibunder dan Tegalbuled Dikala Kemarau
Ajat mengungkapkan, kejadian Sungai Cikaso keruh juga pernah terjadi pada tahun kemarin setelah adanya perusahaan PLTMH tersebut. Sebab sebelum-sebelumnya Sungai Cikaso tak pernah keruh meskipun di musim kemarau, terkecuali karena faktor alam.
"Sepengetahuan kami ini terjadi karena adanya perusahaan tersebut. Karena sebelumnya aliran Sungai Cikaso pada musim kemarau tidak pernah keruh terkecuali karena faktor hujan dihulu," pungkasnya.
BACA JUGA: Air Sungai Cikaso Sukabumi Mendadak Keruh dan Bau Besi
Sementara itu, Manajer PLTMH Tamaris Budiana, menanggapi persoalan yang disampaikan kades dan perwakilan tiga tersebut. "Hari ini kedatangan tiga kepala desa, perwakilannya warga dan aktivis lingkungan, Alhamdulilah kami bisa bersilaturahmi dan sekalian mengklarifikasi bahwa tidak ada pembuangan limbah ke aliran Sungai Cikaso," ungkapnya.
BACA JUGA: Sungai Cikaso Keruh, Cerita Kekesalan Warga Desa Sirnamekar Sukabumi Tunggu Air dari PLTMH
Menurut Budiono, pihaknya hanya melakukan proses normalisasi sungai. Dimana sungai yang dangkal dinormalkan kembali dengan pengerukan dan normalisasi dilakukan setiap tahun.
"Kami lakukan agar sungai normal, ini pun tidak lepas dari hulu Sungai Cikaso disekitar wilayah Lengkong. Kemarin kami mengecek ke arah hulu sungai, yang berada 30 kilometer dari PLTMH Tamaris (ke) wilayah Kecamatan Lengkong, ternyata disana juga kering, kondisinya tandus, serta pepohonan di area sungai sudah jarang, ketika ada hujan itu yang membuat keruh ke arah hilir," jelasnya.
BACA JUGA: Truk Besar Pengangkut Barang Perusahaan PLTMH Rusak Rumah Warga Sagaranten Sukabumi
Mengenai tuntutan yang disampaikan warga, Budiono mengatakan, akan memenuhi soal distribusi air. Sebab untuk sumur bor harus dibicarakan dengan manajeman.
"Kami akan bantu untuk mendistribusikan air bersih, satu desa dua tangki jadi jumlahnya enam tangki rencana (air akan didistribusikan) mulai besok. Adapun untuk sumur bor, hal tersebut akan kami bicarakan dulu dengan pihak manajemen," pungkasnya.
BACA JUGA: Ada TKA asal China di PLTMH Sagaranten Sukabumi, Ini Penelusurannya
Setelah selesai audensi yang menghasilkan beberapa kesepakatan, warga berniat melihat instalasi pengolahan PLTMH, namun pihak perusahaan tidak memperbolehkan dengan alasan hanya dinas terkait yang boleh melihatnya.