SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cikupa RT 22/03, Desa Pagelaran, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, saat ini dihantui perasaan was-was dengan bencana pergerakan tanah yang terjadi di kampung tersebut. Warga selalu bersiaga sejak pergerakan tanah mulai diketahui pada Sabtu (2/11/2019) lalu.
"Kami bersama warga yang lainnya, setiap hari mengecek takut ada pergerakan tanah yang baru," kata salah satu warga Cikupa, Iwan (36 tahun), kepada sukabumiupdate.com, Kamis (7/11/2019).
BACA JUGA: Pergerakan Tanah Ancam Tujuh Rumah Warga Cikupa Sukabumi
Menuru Iwan, daerah yang paling menjadi khawatiran yaitu yang di dataran tinggi. Sebab pergerakan tanah mulai terjadi di perkebunan yang berjarak 100 meter ke permukiman warga. Pergerakan tanah tersebut menyebabkan, retakan tanah dengan ukuran berbeda, ada yang lebar 5 hingga 10 centimeter dengan kedalaman 3 hingga 4 meter.
Warga khawatir datangnya musin hujan akan membuat pergerakan tanah meluas."Yang kami khawatirkan saat nanti datang musim hujan," pungkasnya.
BACA JUGA: Bupati Sebut Pengambilan ABT Tak Terkontrol Picu Pergerakan Tanah di Sukabumi
Sementara itu Ketua RT Cikupa Pepen (45 tahun) mengatakan, kejadian pergerakan tanah sejatinya mulai terjadi pada Kamis (31/10/2019) malam dan Jumat (1/11/2019) malam yang diawali dengan adanya getaran mirip gempa bumi. Getaran tersebut sampai warga pun berhamburan keluar rumah.
"Pada siangnya dicek sama warga ada retak retak tanah, baik dilahan pertanian maupun di sekitar rumah warga," kami mengecek ke lahan kebun yang ada di atas pemukiman, ternyata banyak lahan yang mengalami pergerakan, "jelasnya.
BACA JUGA: 42 Rumah di Karang Tengah Sukabumi Terancam Pergerakan Tanah
Sekitar 20 tahun lalu, kata Pepen, lokasi yang banyak ditemukan tanah belah awalnya merupakan pemukiman namun warga pindah karena pergerakan tanah yang saat itu terjadi pada musim hujan.
"lokasi tersebut memang bisa dikatakan labil tanahnya, berada di kaki Gunung Pasir Gombong, jadi Kampung Cikupa ini merupakan kaki gunung terendah. Kami berharap pemerintah bisa, memetakan lokasi yang aman, untuk jalur evakuasi dan tempat titik kumpul bagi warga, untuk antisipasi bila nanti terjadi bencana," pungkasnya.