SUKABUMIUPDATE.com - Ijam (46 tahun) warga Kampung Gadog, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang saat ini berada di pengungsian Sentani, Papua akan segera pulang. Ijam akan pulang dengan sesama perantau dari daerah Jawa Barat.
Ijam bersama teman-temannya dari Palabuhanratu terjebak kerusuhan Wamena yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Ijam dan teman-temannya meminta tolong kepada Pemkab Sukabumi agar bisa pulang dari Wamena melalui sebuah video. Video tersebut diposting di media sosial hingga viral tersebar di grup WhatsApp.
BACA JUGA: Kondisi Ijam, Pria Asal Palabuhanratu yang Buat Video Minta Tolong Terjebak Konflik Wamena
Istri Ijam, Ati (49 tahun), mengatakan, saat ini suaminya ini bersama perantau dari Jawa Barat yang berjumlah kurang lebih 80 orang sudah bertemu tim gabungan dari Provinsi Jabar. Tim gabungan, kata Ati, terdiri dari Dinsos dan Baznas.
"Alhamdulillah tadi pagi saya berkomunikasi dengan bapak, katanya besok Selasa (8/10/2019) dipulangkan langsung ke Bandung," ujar Ati, Senin (7/10/2019).
BACA JUGA: Video Viral Warga Palabuhanratu di Wamena Minta Bantuan, Kades Citarik: Itu Warga Kami!
Ati ingin secepatnya bertemua suaminya ini. "Kalau inginnya sih hari ini pulang, tapi masih pendataan karena jumlah (warga Jawa Barat) nambah terus. Kalau yang dari Palabuhanratu katanya nambah satu, hasil pendataan kemarin ada lima orang (sekarang) nambah jadi 6 orang," terangnya.
Ati tidak mengetahui secara pasti awal mula kejadian yang membuat suaminya terjebak kerusuhan di Wamena. Rasa khawatiran Ati semakin bertambang setelah melihat video Ijam minta tolong ingin pulang yang tersebar di media sosial.
BACA JUGA: Pulangkan Warga Palabuhanratu di Wamena, Pemkab Minta Bantuan Tim Jabar Quick Response
Menurut Ati, Ijam merantau ke Papua bekerja sebagai tukang vermak pakaian atau berjualan keliling. Saat ini Ati masih terus berkomunikasi dengan suaminya.
"Alhamdulillah komunikasi lancar sejak diberitahu kejadian hari Senin itu juga. Kata bapak saat kejadian dia sedang berada di luar kampung, jadi tidak sempat melihat secara langsung kejadiannya. Sejak saat itu bapak gak keluar keluar rumah soalnya katanya masih belum kondusif, lalu bapak dibawa ke pengungsian hari Minggunya, sampai akhirnya datang orang orang dari provinsi (Jabar)," pungkasnya.