SUKABUMIUPDATE.com - Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Sukabumi menggelar aksi pasang bendera kuning di Kantor KPU Kota Sukabumi, Selasa (21/5/2019) siang.
Aksi ini dilakukan karena Pemilu 2019 menyisakan duka setelah sejumlah anggota Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia. Di Kota Sukabumi sendiri ada beberapa pahlawan demokrasi yang gugur usai melaksanakan tugasnya.
BACA JUGA: Kemenkes Sudah Investigasi Penyebab Petugas KPPS Meninggal
Pantauan sukabumiupdate.com, sekitar pukul 13.00 WIB, mahasiswa mulai merapat dan berkumpul di Masjid Agung Kota Sukabumi, selanjutnya mahasiswa bergerak berjalan menuju kantor KPU Kota Sukabumi di Jalan Otista, Kelurahan Nangeleng, Kecamatan Citamian, Kota Sukabumi.
Sekitar pukul 13.45 WIB, massa tiba di depan kantor KPU Kota Sukabumi di sambut oleh puluhan aparat kepolisian yang telah berjaga.
BACA JUGA: Petugas KPPS Meninggal di Pemilu 2019 Hampir Tembus 500 Orang
Di depan pagar kantor KPU Kota Sukabumi, mahasiswa menyampaikan orasi-orasi terkait isu permasalahan anggota KPPS yang banyak meninggal dunia selama rangkaian pelaksanaan Pemilu 2019. Mahasiswa meminta ketua, komisioner dan anggota KPU untuk keluar dan memberi respon terhadap aksi mereka. Ketua KPU, komisioner dan beberapa anggota KPU bersedia menemui mahasiswa.
Mahasiswa lalu memasangkan pita hitam kepada para pengurus KPU Kota Sukabumi dan juga aparat kepolisian yang berjaga, sebagai bukti KPU Kota Sukabumi ikut berduka atas meninggalnya sejumlah anggota KPPS selama pelaksana Pemilu 2019.
BACA JUGA: Keluaga Kesal Petugas KPPS Meninggal Dikaitkan Hoaks Karena Racun
Kemudian enam bendera kuning yang biasa dipasang di rumah duka ditancapkan di pagar kantor KPU Kota Sukabumi.
Ketua KAMMI Kota Sukabumi, Oksa Bachtiar Chamsyah menjelaskan, aksi tersebut merupakan bentuk solidaritas dan rasa keperihatinan KAMMI terhadap banyaknya petugas KPPS yang gugur dalam penyelenggaraan Pemilu 2019 ini.
"Sesuai data yang kami terima dari KPU Kota Sukabumi, ada tiga orang yang meninggal dunia," ungkap Oksa.
BACA JUGA: Meninggal Dunia, Pamsung TPS 13 Kelurahan Gunungparang Tinggalkan Dua Anak yang Masih SD
Oksa menilai, pihak KPU Kota Sukabumi menanggapi aksi KAMMI secara responsif dan juga kooperatif. "Mudah-mudahan ini jadi tren baik ke depannya di kepengurusan KPU Kota Sukabumi," imbuhnya.
Terkait banyaknya petugas KPPS yang meninggal, KAMMI pusat akan melakukan kajian mengenai pelaksanaan pemilu serentak tersebut apakah akan dilakukan lagi di masa mendatang atau tidak.
"Kalau misalnya mau dilaksanakan lagi, setidaknya kita akan melakukan kajian terlebih dahulu agar kejadian serupa tidak terjadi di kemudian hari," tandasnya.
BACA JUGA: Wali Kota Sukabumi: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan Petugas KPPS dan PPK
Sementara itu, Ketua KPU Kota Sukabumi, Sri Utami mengatakan, tiga orang yang meninggal dunia tersebut merupakan satu anggota Pamsung, satu anggota PPS dan satu anggota KPPS.
"Yang sakit, kalau dihitung dengan yang dirawat di rumah, sekarang jumlahnya ada 35 orang," ujar Sri.
Menurut Sri, pihak keluarga anggota KPPS yang meninggal akan mendapatkan santunan dan bantuan baik dari KPU RI juga pemerintah daerah baik pemerintah provinsi serta kota dan kabupaten.
BACA JUGA: Kelelahan, Ketua KPPS di TPS 15 Cibeureum Sukabumi Meninggal Dunia
"Dari KPU RI nanti ada keluar SK nya, anggarannya dari APBN dan sudah disetujui oleh menteri keuangan," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah juga akan menjamin biaya pendidikan bagi anak-anak dari petugas KPPS yang meninggal.
"Nanti kan kita serahkan juga bukti visum nya kepada KPU RI, kita sudah berproses, tinggal menunggu dari KPU RI saja," pungkasnya.