SUKABUMIUPDATE.com - Malam itu menjadi pengalaman mencekam bagi delapan mahasiswa jurusan Teknik Sipil Univeristas Nusa Putra atau UNsP Sukabumi. Satu hari jelang pencoblosan, mereka masih tertahan di tengah rimba hutan Gunung Gede Pangrango via Pondok Halimun Sukabumi hingga Rabu (17/4/2019) dini hari.
BACA JUGA: Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Akan Ditutup Sementara
Hari Senin (15/4/2019) lalu, Syabnan Rusdi (18 Tahun), mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Nusa Putra bersama dengan teman-teman se-jurusannya yakni Fikri Firdaus (19 Tahun), Asep Fauzi (19 Tahun), Ridwan (18 Tahun), Dede Muhammad Nurdin Jaya (19 Tahun), Rama Krisna (19 Tahun), Aldi Irawan (19 Tahun), Diki Aldian (19 Tahun) dan Rudi Rohaendi (19 Tahun), baru saja merayakan ulang tahun jurusan Teknik Sipil Universitas Nusa Putra Sukabumi yang ke-9 pada hari Minggu (14/4/2019). Mereka merayakan dengan cara mendaki ke Gunung Gede Pangrango.
"Rencananya memang naik ke gunung itu sebagai perayaan anniversary dan kebetulan sedang libur UTS juga," ungkap Syabnan kepada sukabumiupdate.com di Pondok Jaga, Resort PTN Selabintana, Jalan Raya Wanasari, Pondok Halimun, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Selasa (16/4/2019) malam.
BACA JUGA: Pendaki Asal Bogor Dikabarkan Tersesat di Gunung Salak
Hari Senin, pukul 06.00 WIB, mereka berangkat menuju Terminal Sukabumi dan bertolak ke Cianjur untuk menggunakan jalur pendakian Cibodas. Sekitar pukul 11.00 WIB, mereka sudah mendaki gunung dan tiba di tempat yang bernama kandang badak lalu membuka tenda di sana sekitar pukul 19.00 WIB malam. Lantas, mereka berkemah di sana, lalu pada pukul 03.00 WIB mereka melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Gede untuk melihat sunrise.
"Pada saat pemberangkatan dan sampai puncak masih belum ada hambatan dan kejanggalan terjadi," ungkapnya.
Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Nusa Putra atau UNsP Sukabumi, yang berhasil selamat setelah melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango via Pondok Halimum, Kabupaten Sukabumi, Selasa (16/4/2019) malam. | Sumber Foto: Istimewa
Hari Selasa siang harinya, mereka memutuskan untuk kembali dan menuruni gunung, cuaca di sekitaran sudah nampak memburuk ditambah rintikan hujan dan angin kencang mulai menerpa mereka. Ditambah lagi, barang bawaan dengan beban yang cukup berat membuat tenaga mereka mereka terkuras.
"Di perjalanan angin gede, hujan deras, banyak pohon yang tumbang juga, jalanan licin dan berbahaya, kondisinya saat itu udah sore hari mau gelap," terangnya.
BACA JUGA: Pendakian Dibuka, 190 Orang Mendaki Gunung Gede Pangrango
Dengan kondisi alam yang kian ekstrem, kondisi fisik yang sudah mulai melemah, ditambah lagi dua rekanan Syabnan yakni Aldi dan Diki mengalami cidera di bagian kaki dan lutut mereka.
"Mungkin karena kelelahan saat menuruni gunung yang memang sangat membutuhkan tenaga ekstra, mereka berdua terluka," ucapnya.
Hari semakin gelap, kekhawatiran mereka semakin dirasakan, ketakutan tentang hewan buas dan hal-hal lainnya sudah mulai hinggap di pikiran mereka. Karena kecepatan perjalanan mereka berkurang karena dua teman mereka yang cidera.
BACA JUGA: Siap-siap, 1 April Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka
Ditengah paniknya hal tersebut, mereka baru teringat akan hari pemilu yang akan dilaksanakan esok harinya. Mereka sempat lupa bahwa mereka masih berada di kawasan pegunungan H-1 pemilu. Mereka berpikir bagaimana caranya agar bisa kembali ke rumah dan berpartisipasi dalam pemilu untuk menggunalan hak pilih mereka.
"Awalnya panik, tapi tiba-tiba kepikiran oh iya ya besok tuh pemilu, dari situlah kita semua memutuskan untuk harus segera turun ke bawah dengan kondisi selamat," ujarnya.
Akhirnya Syabnan, Dede dan Krisna memutuskan untuk turun duluan mencari bantuan untuk segera mengevakuasi temannya yang sedang terluka itu.
"Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk pergi duluan ke bawah buat cari bantuan, padahal yang tiga orang ini bukan orang yang tahu rute, yang tahu rute yang lima orang masih stay di atas," paparnya.
BACA JUGA: Tengah Malam, Macan Tutul Dilepasliarkan di TN Gunung Gede Pangrango
Tiga orang ini pun menyusuri hutan dan rute pegunungan yang sangat terjal dan ektrim, dengan kondisi sudah gelap, fisik yang melemah dan akses komunikasi seluler yang tidak bisa digunakan sama sekali. Ajaib, sekitar pukul 19.00 WIB, mereka bertiga berhasil tiba di Pondok Jaga yang berlokasi di Resort PTN Selabintana, Jalan Raya Wanasari, Pondok Halimun, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Namun sayang, tak ada satupun petugas atau penjaga yang ada di sana pada saat waktu itu, akhirnya mereka pun kebingungan bagaimana caranya untuk menyelematkan ke lima teman mereka yang masih tertahan di atas gunung.
"Kita sampai magrib kesini, enggak ada siapa-siapa, kita cari-cari enggak ada orang, bingung juga, kita baru teringat bahwa besok itu hari libur, jadi mungkin itu alasannya mereka enggak ada," imbuhnya.
BACA JUGA: Pendaki Asal Cidahu Sukabumi Dievakuasi Akibat Kram
Sekitar pukul 20.00 WIB, sebuah pesan suara dari aplikasi WhatsApp masuk ke Presiden Mahasiswa Universitas Nusa Putra yang bernama Billy Saputra. Tak disangka, pesan suara tersebut merupakan pesan permintaan tolong dari ke lima teman Syabnan yang masih tertahan di atas gunung.
"Kabarnya sih, di sana tiba-tiba ada sinyal gitu, dan mereka langsung ngabarin ke Presma, lalu ke anak-anak HIMA Teknik Sipil dan berlanjut sampai akhirnya tiba informasinya ke para relawan," ungkapnya.
Lalu, sekitar pukul 21.00 WIB, sejumlah relawan dan tim medis dari PMI tiba di Pondok Jaga untuk menemui Syabnan dan ke dua temannya yang sudah mencari keberadaan orang di tempat itu.
BACA JUGA: Pendakian Gunung Gede Jalur Selabintana Sukabumi Ditutup Hingga Akhir Tahun
Syabnan dan ke dua temannya itu akhirnya menceritakan konologis kejadian mereka bisa terpisah dengan ke lima teman mereka. Akhirnya, pada saat tim relawan dan medis beserta Syabnan dan ke dua teman-teman nya akan menjemput ke lima temannya itu, sekitar pukul 22.00 WIB, ke lima temannya itu tiba di Pondok Jaga dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.
"Mereka tiba ke sini dengan susah payah, padahal kita sudah brifing dan mau jemput mereka di atas, ternyata sepertinya mereka melanjutkan perjalanan sampai ke sini," tuturnya.
BACA JUGA: Macan Tutul dari Kolong Rumah Warga Desa Perbawati Sukabumi Dilepasliarkan
Akhirnya mereka semua berkumpul kembali, segera tim relawan melakukan tindakan pertolongan medis kepada dua orang pendaki yang mengalami luka tersebut. Salah satu anggota relawan Panthera, Ligar Sonagar mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi tentang adanya wisatawan pendaki gunung yang meminta pertolongan di jalur pendakian Selabintana sekitar pukul 20.30 WIB. Tak lama, ia bersama anggota relawan lainnya bergegas menuju ke Pondok Jaga Resort PTN Selabintana (Pondok Halimun).
"Kita tiba di sini (Pondok Jaga), kita lihat ada tiga wisatawan pendaki gunung yang lagi istirahat di Masjid dekat Pondok Jaga ini. Setelah diajak ngobrol, ketiganya mengaku ada lima temannya yang masih tertinggal di jalur pendakian dengan kondisi kelelahan dan ada yang cedera juga kakinya," ungkapnya.
BACA JUGA: Macan Tutul di TN Gunung Gede Pangrango Tersisa 25 Ekor
Saat timnya bersiap untuk berangkat menjemput ke lima pendaki yang masih berada di atas gunung, tak lama kemudian ke lima pendaki itu muncul berhasil mengevakuasi diri mereka sendiri dengan mandiri. Setelah itu, mereka semua langsung mendapatkan perawatan karena kondisi fisik mereka sudah sangat terkuras akibat perjalanan yang sudah mereka tempuh tersebut.
Setelah mendapatkan perawatan, sekitar pukul 11.30 WIB, ke delapan pendaki mahasiswa tersebut langsung diantarkan pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Alhamdulillah akhirnya semua selamat, meskipun dua orang ada yang cedera di bagian kaki dan lututnya. Keduanya langsung ditangani oleh dokter Hondo dari PMI Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.