SUKABUMIUPDATE.com - Generasi muda Sukabumi yang konsen pada penegakan Hak Azazi Manusia (HAM) akhirnya lahir. Hari ini, Kamis (14/11/2019) massa gabungan mahasiswa, pelajar dan warga dengan isu penuntasan kasus hukum atas kematian dan tindak kekerasan yang dialami sejumlah aktivis HAM Indonesia menggelar aksi Kamisan perdana di Tugu Kusukabumiku, Jalan Ir H Djuanda depan Balaikota.
BACA JUGA: Demo di Kampus, Mahasiswa STKIP PGRI Sukabumi Tuntut Turunkan SPP
Aksi yang identik dengan payung dan pakaian serba hitam ini membawa isu yang sama dengan Aksi Kamisan lainnya yang sudah sering dilakukan di depan Istana Negara. Aliansi Aksi Kamisan Sukabumi, berkumpul melingkar dengan payung hitam dan poster para korban pelanggaran HAM.
Koordinator aksi, Alvi Hadi Saputra mengatakan, Aksi Kamisan ini sebagai bentuk solidaritas generasi pembela HAM Sukabumi. Massa menuntut keadilan bagi dua tokoh korban pelanggaran HAM, yaitu Munir Said Thalib dan Novel Baswedan.
BACA JUGA: Ragam Komentar Mahasiswa Sukabumi Soal Kabinet Indonesia Maju
"Wujud solidaritas bagi para korban dan keluarga korban. Kita menyatakan sikap bahwa kita bersama korban. Aksi inipun untuk mengingatkan pemerintah bahwa pembangunan sebesar apapun tidak pernah bisa menggantikan nyawa manusia yang dilenyapkan begitu saja," jelas Alvi kepada sukabumiupdate.com.
Alvi mengungkapkan, dua tokoh korban pelanggaran HAM yang diangkat pada aksi kali ini merupakan tokoh yang masih memungkinkan bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasusnya. Pertama Munir Said Thalib, ia menuturkan, Munir merupakan simbol keberanian, pihaknya berpendapat bahwa Presiden Jokowi masih sangat bisa menyelesaikan kasus Munir melalui Jaksa Agung yang baru.
BACA JUGA: Polisi dan Mahasiswa di Sukabumi Salat Gaib Untuk Randi yang Tewas Dalam Demo
"Karena dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibuat pada era SBY hilang di zaman Jokowi. Maka saya ingin pemerintah hari ini segera mengungkap kasus ini," ucap Alvi.
Selain Munir, tokoh lain yang juga merupakan korban pelanggaran HAM adalah Novel Baswedan. Alvi menilai, pemerintah dapat segera mengungkap kasus Novel melalui Kapolri baru, Idham Azis.
"Kita tangkap semua jenderal yang terlibat, kita tangkap orang yang terlibat. Jangan sampai hari ini Novel Baswedan yang nyatanya korban ia dituduh melakukan rekayasa, kita tidak percaya," imbuhnya.
BACA JUGA: Ragam Poster Nyeleneh Pada Aksi Mahasiswa Sukabumi Tolak RUU Bermasalah
Terakhir Alvi juga meminta Presiden Jokowi agar membersihkan kabinetnya dari para pelaku pelanggar HAM yang hari ini memang terindikasi kuat berada di lingkaran istana.
"Ada pelaku HAM yang hari ini ada di dalam lingkaran kekuasaan, walaupun dia sudah lama disebut oleh Pengadilan HAM sebagai penjahat HAM. Jokowi harus membersihkan kabinetnya dari orang penjahat HAM, seret mereka ke pengadilan. Saya mengidentifikasinya, ada orang-orang yang diindikasi sangat kuat sebagai pelanggar HAM, bawa mereka ke Pengadilan HAM. Saya tidak bisa menyebut nama karena saya diintai UU ITE," pungkasnya.