Demo di Kampus, Mahasiswa STKIP PGRI Sukabumi Tuntut Turunkan SPP

Kamis 24 Oktober 2019, 02:30 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan mahasiswa STKIP PGRI Sukabumi menggelar aksi unjuk rasa di halaman kampusnya sendiri, Kamis (24/10/2019). Aksi dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Para mahasiswa bahkan sampai meliburkan perkuliahan saat aksi unjuk rasa berlangsung.

Sambil berorasi, para mahasiswa menuntut pihak lembaga kampus menurunkan biaya SPP dan lebih transparan dalam pengelolaan keuangan kampus. Aksi di bawah terik matahari tersebut juga mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian.

BACA JUGA: Baru Dilantik, DPRD Kota Sukabumi Didemo Mahasiswa

Korlap aksi, Alvi Hadi Saputra mengatakan, mahasiswa menginginkan pihak lembaga menurunkan biaya SPP yang sebelumnya Rp 350.000 per bulan, menjadi Rp 200.000 per bulan. Alvi menyebut hanya mahasiswa baru saja yang dibebankan SPP sebesar Rp 200.000 dengan dalih strategi marketing agar mahasiswa baru tertarik berkuliah di STKIP PGRI Sukabumi.

"Semester 3, 5 dan 7 mendapat harga SPP Rp 350.000, sedangkan secara logika sederhana, fasilitas dan kualitas yang didapat itu sama. Kami sempat audiensi, dan ternyata itu hanya teknik marketing. Bayangkan! Mahasiswa, insan pendidikan dijadikan objek teknik marketing. Ini namanya komersialisasi pendidikan. Kita menolak hal itu," tegas Alvi kepada sukabumiupdate.com, usai aksi.

BACA JUGA: Unjuk Rasa Ribuan Mahasiswa Sukabumi Bubar, DPRD Diminta Aktif Batalkan RUU Bermasalah

Dua jam lebih para mahasiswa berorasi menunggu jawaban dari pihak lembaga kampus. Akhirnya, Ketua Yayasan mengabulkan tuntutan mahasiswa. Kendati demikian, sambung Alvi, langkah selanjutnya adalah bagaimana mahasiswa terus mengawal kebijakan tersebut.

"Pihak yayasan sendiri mengindahkan tuntutan kami. Alhamdulillah. Pengawalan kita secepatnya kita tunggu pengumuman resmi dari pihak lembaga, dan disampaikan langsung kepada seluruh mahasiswa STKIP PGRI Sukabumi. Serta jangan sampai SPP diturunkan tapi harga-harga lain dinaikkan. Itu adalah kebohongan, tidak akan kami biarkan," tandas Alvi.

BACA JUGA: Hari Ini Mahasiswa Sukabumi Turun ke Jalan Unjuk Rasa Tolak RUU KPK dan RUU KUHP

Sementara itu, Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Satuan Perguruan Tinggi (SPT) PGRI Sukabumi, Sanusi Harjadireja menjelaskan, penurunan harga SPP untuk mahasiswa baru adalah salah satu langkah promosi untuk menekan penurunan jumlah mahasiswa.

"Tapi kita sudah menghitung biaya, anggaran, cost itu. Kita kaji lagi nanti. Tentu akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan kesepakatan. Besok akan kita kumpulkan para dosen. Sudah kita hitung tatkala penurunannya itu 44 persen, maka akan disosialisasikan bahwa honor dosen pun akan turun 44 persen," jelas Sanusi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih08 Mei 2024, 20:09 WIB

Pleno DPD Nasdem Putuskan Ayep Zaki Bacalon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi

DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi menetapkan Ayep Zaki sebagai satu-satunya nama bakal calon wali kota / wakil wali kota Sukabumi yang lolos penjaringan.
Pleno DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi memutuskan H Ayep Zaki satu-satunya yang lolos penjaringan dan akan diusulkan ke DPW Nasdem Jabar, Rabu (8/5/2024) | Foto : Syams
Sehat08 Mei 2024, 20:00 WIB

12 Bahan Alami untuk Mencegah Asam Lambung Naik di Malam Hari

Selain mengonsumsi bahan alami, penderita asam lambung juga penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Ilustrasi. Beberapa bahan alami dapat membantu mencegah asam lambung naik dan meredakan gejalanya (Sumber : Freepik/diana.grytsku)
Sukabumi08 Mei 2024, 19:37 WIB

Mau Jadi Duta Baca Kabupaten Sukabumi 2024, Cek Syaratnya di Sini

Pendaftaran Duta Baca Kabupaten Sukabumi tahun 2024 dibuka, berikut kriteria dan syaratnya.
Finalis Duta Baca Kabupaten Sukabumi tahun 2023. (Sumber : Istimewa)
Gadget08 Mei 2024, 19:30 WIB

Sering Dapat Telepon dari Nomor Tidak Dikenal? Begini Cara Blokirnya di HP Android atau iPhone

Anda dapat memblokir nomor tidak dikenal secara otomatis atau manual di Android dan iPhone.
Ilustrasi - Anda dapat memblokir nomor tidak dikenal secara otomatis atau manual di Android dan iPhone. (Sumber : Freepik.com/@vecstock).
Life08 Mei 2024, 19:15 WIB

7 Langkah yang Bisa Dilakukan Orang Tua Untuk Menghindari Memanjakan Anak

Membesarkan anak yang tidak manja berarti kita menikmati kebersamaan dengan mereka dengan lebih sedikit konflik dan lebih banyak kesenangan.
Ilustrasi menghindari memanjakan anak (Sumber : pexels.com/ @PolesieToys)