SUKABUMIUPDATE.com - Nasib malang dialami RH, seorang anak perempuan berusia 14 tahun warga Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. RH disetubuhi UT, pria berusia 53 tahun warga Desa Cibitung namun beda kampung. Akibat kejadian ini korban hamil hingga melahirkan seorang bayi perempuan.
Tindak asusila ini terungkap, saat sukabumiupdate.com bertemu dengan orang tuanya RH Jumat kemarin (29/3/2019). RH adalah anak pasangan DY (39 tahun) dan LS (32 tahun), petani pengolah gula kelapa.
BACA JUGA: Pelaku yang Setubuhi Anak di Cibadak Sukabumi Merayu Korbannya dengan Es Krim
Sekitar awal Maret 2019, korban mengeluhkan sakit, kemudian dibawa oleh uwanya ke klinik. “Dokter sebut anak kami hamil. Awalnya nggak ngaku tapi akhirnya mau cerita,” jelas DY.
Korban tak tak ingat kapan tepatnya disetubuhi pelaku. Yang diingatnya tempat terjadinya tindak asusila tersebut di saung milik pelaku mengolah gula merah dekat perkebunan PTPN VII Cikaso, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud.
Keluarga kemudian membawa kasus ini ke aparat penegaskan hukum. Dilaporkan ke Polsek kemudian dialihkan ke Polres Sukabumi.
“Saya dua kali dipanggil ke Polres, sudah itu kami serahkan kasusnya kepada uwak korban,” sambung DY.
DY dan istrinyapun tidak tahu lagi kelanjutkan kasus asusila yang menimpa RH. Kedua orang tuanya ini dapat kabar bahwa kasusnya diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
BACA JUGA: Anak di Bawah Umur Disetubuhi di Sukabumi, Korban Trauma hingga Benturkan Kepala
Pertengahan Maret 2019 korbanpun melahirkan anak perempuan dari tindak asusila tersebut. DY mengungkapkan pada 17 Maret 2019, bayi dan korban sempat tinggal dirumahnya, karena selama ini RH memang tinggal di rumah neneknya yang masih di Desa Cibitung, sedangkan bayi baru dipulangkan dari rumah sakit.
Hanya dua hari, bayi ini kemudian dijemput oleh keluarga pelaku. Menurut DY berdasarkan perjanjian bayi itu akan dirawat oleh keluarga pelaku.
BACA JUGA: Bejat! Anak 12 tahun Disetubuhi Pria yang Dikenal Lewat Medsos di Sukabumi
“Dua hari setelah itu kami dapat kabar bayi itu meninggal, memang kondisinya sejak dilahirkan kurang sehat ada benjolan di kepala,” pungkas Engkus.
Keberadaan bayi hasil tindak asusila ini dibenarkan oleh Engkus Ketua RT setempat. “Waktu itu ayah korban ini datang kesaya, bila pihak rumah sakit datang mengantarkan bayi nya RH. Kondisi bayi memang ada kelainan di kepalanya.”
Namun Engkus juga tidak bisa memastikan kabar meninggalkan bayi tersebut. “Banyak yang minta saya datang ke keluarga pelaku untuk memastikan kabar bayi malang tersebut. Minimal kalau memang meninggal dimakamkan dimana, kasian juga itu bayi."