SUKABUMIUPDATE.com - Dampak pandemi Corona semakin dirasakan perajin tusuk kue, Ubad (75 tahun) warga Kampung Cipatir RT 06/07 Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Di usianya yang tidak muda lagi, keseharian Ubad dihabiskan dengan membuat kerajinan tusuk untuk kue dari bambu. Biasanya tusuk kue buatan Ubad digunakan untuk roti, cilok, sosis dan jenis penganan lainnya.
BACA JUGA: Geliat Bisnis Kue Kering di Surade Sukabumi Terusik Pandemi, Produksi Dibatasi
Tusuk kue itu dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun kini semenjak wabah Corona, Ubad sudah lama tidak bisa menjual tusuk kue lantaran pengepul tidak lagi membeli hasil kerajinan tangan nya.
"Sudah lama saya membuat tusuk kue ini, tapi sekarang enggak laku, katanya efek virus corona, para pedagang yang biasa membeli tusuk kue ini enggak jualan. Jadi ini enggak laku, enggak bisa dijual," ungkap Ubad, kepada sukabumiupdate.com, Senin (11/5/2020).
BACA JUGA: Pembeli Turun Setelah 8 Tahun Produksi, Cerita Perajin Kolang Kaling Jampang Tengah Sukabumi
Ubad menjelaskan, pembuatan kerajinan tusuk roti ini ia kerjakan sendiri dan di jual dengan harga Rp 12.000 per kilogram dengan jumlah mencapai ribuan tusuk dalam satu kilo. Namun sudah dua bulan ini Ubad tidak memproduksi karena barangnya menumpuk.
"Enggak produksi lagi sekarang. Bingung enggak ada yang mau beli. Ini barang numpuk kurang lebih ada 50 kilogram lagi," ucapnya.
BACA JUGA: Mencoba Bangkit, Buruh Bangunan di Jampang Tengah Sukabumi Bikin Mobil-mobilan
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, kini Ubad fokus bercocok tanam menggarap lahan yang ada untuk di tanami palawija. Tak jarang kadang Ubad ikut kerja bersama tetangganya.
"Itu pun kalau ada yang menyuruh untuk bekerja di kebun. Saat seperti ini (wabah corona) lebih banyak diam di rumah ketimbang kerja disuruh tetangga," terangnya.
BACA JUGA: Buat Air Terjun Mini, Warga Loji Sukabumi Cari Nafkah di Rumah
Ubad berharap Corona yang saat ini sedang mewabah segera berakhir agar ia bisa beraktivitas seperti biasa dan tusuk kue yang diproduksinya kembali laku dijual.
"Semoga di bulan ramadan yang penuh berkah ini, wabah Coronanya segera selesai, aktivitas masyarakat seperti biasa lagi," tandasnya.