16 Anak di Kota Sukabumi Harus Diterapi Akibat Kecanduan Game

Selasa 30 Juli 2019, 01:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Selama tahun 2019, tercatat sebanyak 16 orang anak di Kota Sukabumi sudah kecanduan game. Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bina Sejahtera Kota Sukabumi, Joko Kristiyanto.

"Yang konsultasi ke LK3 itu ada 16 anak. Dari berbagai tingkatan usia, tapi kebanyakan usia SD sampai SMA, dan didominasi laki-laki," ungkap Joko kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/7/2019).

BACA JUGA: Polemik Pelarangan PUBG, Apa Kata Sejumlah Gamers di Sukabumi?

Joko menjelaskan, tingkat maupun level addict setiap penyintas berbeda. Mulai dari ringan sampai yang memang sudah tidak punya kemampuan untuk meninggalkan aktivitas bermain game tersebut.

"Sebagaian besar masih dalam level ringan atau biasa saja. Hanya ada satu anak yang sudah sampai level berat, dengan kata lain hidupnya hanya untuk game," tambah Joko.

BACA JUGA: Game PUBG jadi Kontroversi, di Sukabumi Malah Ada Kompetisi

Lanjut Joko, perilaku mereka yang kecanduan game, akan mengalami siklus yang sama dengan kecanduan-kecanduan yang lain. Namun, dalam proses pemulihannya, tidak bisa menggunakan metode yang dipakai terhadap mereka yang mengalami kecanduan seperti narkotika, seks dan lain sebagainya.

"Setiap proses pemulihan menggunakan metode yang berbeda dan bersifat kasuistik, tidak bisa diberlakukan secara general, tergantung dari kondisi penyintas," beber Joko.

BACA JUGA: Kenali Faktor Penyebab Kecanduan Main Game

Joko pun mengungkapkan, alur dalam pemulihannya biasa saja, seperti konselling, observasi dan treatment. Adapun treatment yang diberikan juga harus ada perjanjian kesepakatan dengan pihak penyintas dan orangtua, dan harus disepakati bersama.

"Terapi bawah sadar, untuk menghilangkan blocking mentalnya, sehingga bisa menerima informasi dan perintah bawah sadarnya melakukan secara otomatis, manakala ada keinginan untuk main game," ungkap Joko.

BACA JUGA: Jangan Biarkan Kecanduan Game Online Bunuh Anak Kita

Terakhir Joko menyampaikan, dari 16 anak yang terkena kecanduan games tersebut, sembilan diantaranya berhasil dipulihkan. Sedangkan enam lainnya gagal dipulihkan karena semua proses pemulihan mengandalkan dirinya sendiri. Bahkan banyak orangtua yang tidak sabar atau melanggar kesepakatan yang telah disepakati bersama.

"Padahal intensitas itu lebih banyak dengan orangtuanya. Namun semua yang mensepakati perjanjian alhamdulillah berhasil. Perlu diingat, efek paling parah dari kecanduan game bisa membuat otak terganggu pola pikirnya, bahkan sampai tidak bisa berpikir alias menjadi ODGJ," pungkas Joko.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life20 April 2024, 10:00 WIB

7 Kebiasaan Sederhana yang Bisa Membuat Hidup Tenang, Yuk Lakukan!

Ingin Hidup Tenang dan Bahagia? Yuk Lakukan Kebiasaan Sederhana Ini!
Ilustrasi. Kebiasaan Sederhana yang Membuat Hidup Tenang (Sumber : Pexels/Kaushal Moradiya)
Sehat20 April 2024, 09:00 WIB

5 Bahan Alami untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh, Tanpa Obat!

Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.
Ilustrasi - Manfaat bahan herbal seperti daun kemangi atau surawung ternyata sangat baik untuk kesehatan seperti untuk kolesterol.| Foto: Pixabay/_Alicja_
Sehat20 April 2024, 08:00 WIB

Bisa Menurunkan Gula Darah, 5 Manfaat Kencana Ungu untuk Kesehatan

Selain sebagai tanaman hias, beberapa spesies kencana ungu juga memiliki nilai pengobatan tradisional dalam beberapa budaya.
Ilustrasi. Cek Diabetes. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kencana ungu dapat membantu menurunkan kadar gula darah, yang bermanfaat bagi penderita diabetes atau orang yang memiliki masalah kontrol gula (Sumber : Pexels/PhotoMixCompany)
Life20 April 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang yang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Apakah Kamu Salah Satunya?

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran.
Ilustrasi - Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran. (Sumber : Freepik.com)
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi