SUKABUMIUPDATE.com - Gemar membuat konten video kegiatan sosial dan membagikannya ke lini masa facebook. Dalam setiap video yang dibagikan, Ia tidak menampakan sosoknya. Dia lah Su'eb Dwibangsa, dermawan 'misterius' asal Cibeureum, Kota Sukabumi.
Sukabumiupdate.com berkesempatan berbincang dengan Mang Su'eb Dwibangsa di sela kegiatan penggalangan dana untuk korban Gempa Lombok, di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jumat 10 Agustus. Kegiatan tersebut diselenggarakan Mang Su'eb dengan komunitas yang digagasnya. Gerakan Cebu-Cebu (GCC).
Mang Su'eb Dwi Bangsa memiliki nama asli Deni Sutiawan. Pria kelahiran 10 Agustus 1990 ini mengaku tinggal di Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Sukabumi.
Su'eb nampaknya tak mau menunjukan wajah aslinya. Dalam setiap kegiatan sosial, Ia hanya tampil mengenakan pakaian serba hitam, dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Ia pun menolak permintaan untuk membuka masker tersebut.
"Kenapa pakaianya serba hitam, agar saya mudah dicintai. Saya enggak mau dikenali sama orang," ujar Su'eb.
Su'eb mengaku lahir dari keluarga sederhana. Ia mengenyam pendidikan dasar di SDN Karangtengah, dan MTs Ulul Albab di Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Karena keterbatasan ekonomi, Su'eb hanya mampu menuntaskan sekolah hanya sampai jenjang MTs.
BACA JUGA: Gerakan Cebu Cebu Sukabumi Galang Dana Untuk Korban Lombok
Dulu, ayah Mang Su'eb bekerja sebagai tukang foto keliling. Penghasilannya pun tidak seberapa. Paling-paling, hanya Rp 40 ribu se-hari.
"Saya aslinya dari Desa Bantarkalong, Warungkiara. Sekolah dasar di Bantarkalong, lalu ikut orang tua pindah ke Kota Sukabumi," tutur Su'eb.
Latar belakang keluarga dengan ekonomi sederhana membuat Su'eb tergugah. Ia menyemangati diri untuk bangkit, menjadi sosok yang lebih banyak membantu orang lain.
BACA JUGA: IEA Sukabumi Raya Galang Dana untuk Korban Bencana Lombok
Disamping kegiatan sosialnya, Su'eb menekuni profesi yang sama seperti sang ayah. Usahanya nya pun berkembang.
Tak sekadar jadi tukang foto, Su'eb memiliki tempat percetakan dan penyewaan alat-alat fotografi.
"Dulu itu, kalau lebaran ada yang ngasih zakat. Tentunya, sedih campur bahagia, kalau dikasih orang lain itu senang. Tapi saya berfikir, kenapa tidak kita membuat orang-orang senang," imbuhnya.
BACA JUGA: KAMMI Sukabumi Galang Dana Untuk Korban Bencana di NTB
Kegiatan sosialnya pun terus berjalan dan mendapat dukungan dari banyak pihak. Ia pun menginisiasi pembentukan komunitas GCC yang ditujukan sebagai wadah donasi bagi masyarakat yang butuh bantuan.
Komunitasnya tidak hanya menampung sumbangan dalam bentuk uang. Namun juga barang-barang layak pakai seperi pakaian, selimut, dan bantal untuk disedekahkan.
"Intinya kita sedekah jangan pernah ria. Makanya saya pribadi memakai masker agar tidak ada yang tahu siapa saya. Aksi sosial ini kita akan terus lakukan," pungkasnya.