SUKABUMIUPDATE.com - Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) membangun korporasi petani seluas 1.000 hektare di Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.
Penanaman perdana Korporasi Petani dilakukan Sabtu (17/10/2020) oleh Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika, Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian Yasid Taufik, Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono, Direktur Tanifund Edison Tobing, Direktur Utama PT Mitra Bumdes Nusantara (MBN) Agus Erhan, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) Budiono, GM PT Pupuk Kujang M Yudi dan pengasuh Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin KH Samsuri.
"Ini salah satu upaya kami meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kedaulatan pangan berbasis masyarakat," ungkap Ketua Umum Intani, Guntur Subagja Mahardika dalam keterangan tertulis yang diterima sukabumiupdate.com, Minggu (18/10/2020).
BACA JUGA: Dukung Kolaborasi Pertanian, Intani Tanam Padi Perdana di Ciracap Sukabumi
Guntur menyebut korporasi petani budidaya padi ini mengkolaborasikan para pemangku kepentingan (stakeholders) sektor pertanian secara terintegrasi mulai dari on-farm (budidaya) hingga off-farm (pasca panen).
Intani juga menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan para pelaku industri pertanian mulai dari sarana produksi pertanian, permodalan, pendampingan, produksi pasca panen, teknologi, hingga off-taker (pembeli hasil produksi)
Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian Yasid Taufik meyakini korporasi petani akan menjadikan produksi efisien serta kualitas dan kuantitas lebih baik. Disampaing itu skala ekonomi memadai. "Dengan skala ekonomi petani akan sejahtera," paparnya.
BACA JUGA: Distan Kabupaten Sukabumi Lampaui Target Tanam Padi di Bulan Mei
Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono mengapresiasi korporasi petani Intani melibatkan pesantren sebagai hub dan penggerak masyarakat. "Pesantren adalah penggerak pendidikan, sosial, dan ekonomi yang dapat menggerakan masyarakat," ungkapnya.
Direktur Tanifund Edison Tobing menyampaikan Tanifund dan Tanihub Group akan membantu permasalahan-permasalahan petani, baik dari permodalan, teknologi, maupun pasar.
Untuk melakukan monitoring dan evaluasi korporasi petani, Intani menggandeng perguruan tinggi melalui Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia. "CSPS melakukan pemetaan, kajian, monitoring dan evaluasi hingga analisis SROI (social return on investment," sambung Ketum Intani, Guntur Subagja.
BACA JUGA: Harga Gabah Anjlok di Tengah Pandemi, Petani Sukabumi Rugi Miliaran Rupiah
Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin yang dipinpin Anggriansyah menjadi penggerak dan pendamping masyarakat melalui Gapoktan Brisma dan Brismart. Sementara pendampingan petani dilakukan oleh Yayasan YES (YES Foundation). Ketua Yayasan YES Sigit Iko Sugondo mencetak para agropreneur yang menguasai pertanian mulai hulu hingga hilir.
Untuk menembus pasar global, Presiden Arab Saudi - Indonesia Business Council, Hasan Gaido, akan membantu membuka jalur ekspor produk-produk pertanian Indonesia ke Timur Tengah dan sekitarnya.
Sebagai informasi, Intani adalah organisasi masyarakat yang bertujuan meningaktkan kesejahteraan petani dan kemandirian pertanian Indonesia. Anggotanya terdiri dari petani, pengusaha, akademisi, dan masyarakat yang peduli terhadap petani dan pertanian Indonesia.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.