SUKABUMIUPDATE.com - Semua orang pasti tahu madu, cairan kental dengan rasa manis yang memiliki beragam manfaat. Bagi Endang Brata Jaya (25 tahun), madu bukan sekedar manis tapi juga menjanjikan dari sisi ekonomi.
Pemuda Kampung Lembur Situ RT 07/02, Desa Sindangresmi, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi ini merupakan pengusaha budidaya lebah penghasil madu yang awalnya dilakoni orang tuanya.
BACA JUGA: Dianggap Menguntungkan, Warga Cidadap Sukabumi Berlomba Budidaya Porang
"Pada awalnya bapak saya yang membudidayakan lebah madu trigona atau teuweul, sudah sejak 20 tahun lalu," ujar Endang kepada sukabumiupdate.com, Minggu (8/9/2019).
Saat itu, kata Endang, madu yang dihasilkan awalnya dikonsumsi sendiri atau dibeli tetangga yang membutuhkan untuk obat tapi kini pemesannya ada dari luar daerah seperti Jakarta.
Menurut Endang, lebah-lebah itu tidak datang dengan sendirinya dan perlu usaha untuk mendapatkanya sebab lebah madu trigona ini diperoleh dari hutan Curug Pareang, Desa Sindangresmi sekitar tahun 2008 lalu dan barulah dibudidayakan untuk kemudian madunya dijual.
BACA JUGA: Ruswandi, Sopir Banting Setir jadi Budidaya Jamur Tiram di Lengkong Sukabumi
Awalnya yang dibudidayakan hanya lebah madu trigona saja, kemudian Endang mencoba budidaya lebah madu nyiruan. Untuk lebah hutan atau odeng pun ada cuma belum sempurna. "Jadi baru dua jenis lebah yang dibudidayakan," tegasnya.
Endang sudah memiliki 400 kotak sarang koloni lebah madu yang terdiri dari lebah madu trigona 200 koloni dan lebah madu nyiruan 200 koloni. Kotak-kotak untuk lebah trigona berukuran panjang 25 centimeter, lebar 20 centimeter dan tinggi 15 meter.
BACA JUGA: Melihat warga Cipeteuy Manfaatkan Hulu Sungai Untuk Budidaya Ikan Hias
Apabila koloninya banyak maka dipindahkan pada kotak besar dengan ukuran panjang 30 centimeter, lebar 30 centimeter dan tinggi 30 centimeter.
"Sedangkan untuk lebah madu nyiruan diberi kandang dengan ukuran 30 x 30 centimeter, tinggi 30 centimeter, ukuran kotak besar 30 x 30 centimeter, tinggi 60 centimeter," jelasnya.
BACA JUGA: Budidaya Largo di Ciracap Sukabumi Siap Panen, Beda Hasil Dengan Padi Biasa
Madu yang dihasilkan tiap koloni memang tergantung pada musim bunga, kata Endang, namun rata-rata kalau trigona menghasilkan 120 mili per kotak dalam jangka waktu tiga bulan, sedangkan untuk lebah madu nyiruan menghasilkan 1 kilogram per kotak dalam waktu 15 hingga 20 hari.
"Untuk harga lebah madu per kilogram Rp 150 ribu sama dengan harga lebah hutan atau odeng, madu lebah trigona ukuran 250 mili harga Rp 100 ribu untuk harga ke agen. Para konsumen kebanyakan datang ke rumah sedangkan permintaan paling jauh dari Jakarta dan untuk madu keluaran kami diberi label madu mang Enut, itu nama panggilan saya," pungkasnya.