SUKABUMIUPDATE.com - Sebagai orang pasti masih asing dengan yang namanya porang atau iles, tumbuhan yang masih dalam kategori umbi-umbian. Saat ini warga Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, sedang gencar membudidayakan tumbuhan ini karena bernilai ekonomis.
Tanaman porang (amorphopallus oncophillus) merupakan tanaman yang hidup di hutan tropis. Tanaman yang bisa juga ditanam di dataran rendah tersebut mudah hidup di antara tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono. Maka tak heran pohon ini mudah ditemukan di hutan.
Ukin (48 tahun) warga Kampung Negleng RT 06/03, Desa Cidadap mengatakan, harga porang tergantung dari ukuran. Untuk harga Porang yang ukuran besar itu Rp 4.000 per kilogram, sedangkan porang yang berukuran kecil itu Rp 7.000 per kilogramnya. Porang kecil lebih mahal sebab bisa dijadikan bibit untuk budidaya.
BACA JUGA: Bummas Kertaangsana Berdaya, Sejahterahkan Masyarakat Melalui Budidaya Domba
Ukin mengaku, tanaman yang disebut dengan nama Iles oleh warga Cidadap ini awalnya dilihat sebagai tanaman yang tidak menghasilkan uang. Namun pada kenyataannya saat ini porang banyak dicari karena porang sendiri bisa dijual.
"Porang di daerah kami ini sangat mudah ditemukan hingga sekarang pun masih banyak di hutan sini, saya pun hampir tiap hari mencari porang ke hutan. Sebelum menjual porang, saya pisahkan dulu antara porang yang kecil dan yang besar karena yang ukuran kecil itu buat bibit karena saya punya tujuan ingin membudidayakan, sedangkan yang ukuran besar itu saya jual untuk modal nanti saja ketika menanam porang ini," ujar Ukin.
Porang dijual ke pengepul yang sengaja datang ke Cidadap. Porang merupakan tanaman kaya manfaat diantaranya dijadikan campuran produk kecantikan serta obat-obatan. Porang diekspor ke luar negeri diantaranya Jepang.
BACA JUGA: Ruswandi, Sopir Banting Setir jadi Budidaya Jamur Tiram di Lengkong Sukabumi
Warga lainnya, Wawan (56 tahun) mengaku baru tahu bahwa porang atau iles ini bisa menjadi mata pencaharian. Dia pun tertarik untuk membudidayakan porang.
Menurut Wawan, karena saat ini masih musim kemarau sehingga dirinya masih mengumpulkan dulu bibit porang ini. "Saya itu ingin menanam 2000 biji namun sekarang baru dapat bibit 900 biji," ujarnya.
BACA JUGA: Melihat warga Cipeteuy Manfaatkan Hulu Sungai Untuk Budidaya Ikan Hias
Menurut dia, membudidayakan porang tidak sulit ditambah di daerahnya sangat mudah mencari bibit porang ini, asal ada kemauan saja banyak bibit porang di hutan yang bisa didapat.
"Untuk pemberian pupuk tanaman porang ini hanya satu kali saja jadi tidak terlalu sulit. Serta disamping menamam porang lahannya bisa ditanami pohon pisang," ujar Wawan.
BACA JUGA: Budidaya Largo di Ciracap Sukabumi Siap Panen, Beda Hasil Dengan Padi Biasa
Wawan termotivasi menbudidayakan porang setelah melihat di internet bahwa di daerah-daerah lain sudah banyak yang membudidayakannya.
"Saat ini saya ingin coba dulu saja urusan hasil gimana nanti saja. Mudah-mudahan saja ketika nanti porang yang saya taman ini bisa memicu warga lain untuk ikut membudidayakannya sehingga daerah ini bisa menjadi pusat mengekspor porang," pungkas Wawan.