SUKABUMIUPDATE.com - Khumaira Rayiena Ridmi, balita berusia dua tahun warga Kampung Ciledeg RT 002/005, Desa Mekarjaya, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi, mengidap penyakit Cerebral Palsy.
Akibat penyakitnya ini, anak kedua pasangan suami istri Budiman (35 tahun) dan Risa Susanti (26 tahun) ini menjadi lemah tak berbedaya.
BACA JUGA: Idap Tumor di Kepala, Elis Warga Gunungpuyuh Sukabumi Tak Punya Biaya Operasi
Ayah Khumaira, Budiman mengatakan, awal mula penyakit ini muncul dari pertumbuhannya yang lambat.
"Awalnya saat dia menginjak usia lima bulan, ada yang aneh (ketika) melihat pertumbuhan dan perkembangan (yang) dirasakan lambat, tidak seperti bayi yang lainnya," ujar Budiman, kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/1/2020).
BACA JUGA: Derita Warga Kalapanunggal Sukabumi Idap Tumor di Leher
Budiman dan Risa kemudian berkonsultasi kepada dokter tentang kondisi anaknya. "Dia divonis mengidap penyakit Cerebral palsy, oleh dokter di RSUD Jampang Kulon pada usia tujuh bulan," ujar Budiman.
Dari sana Khumaira mulai masuk keluar rumah sakit. Awalnya dirawat inap di RSUD Jampang Kulon. Kemudian pada bulan Oktober berobat ke RS Assyifa, dan pernah juga pada bulan November dibawa ke RS Syamsudin SH "Sekarang juga masih berobat jalan," lirihnya.
BACA JUGA: Kondisi Terkini Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Gegerbitung Sukabumi
Menurut Budiman, di usia dua tahun, berat badan Khumaira hanya lima kilogram. Pertumbuhan lambat dan berat badan yang kurang ini disebabkan juga karena khumaira tak lancar menelan makanan.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengikuti arahan dokter, terutama dalam asupan gizi dan lakukan fisioterapi akan tetapi tidak berhasil karena daya nelannya kurang," jelasnya.
BACA JUGA: Catatan Lengkap Kisah Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Gegerbitung Sukabumi
Budiman yang bekerja sebagai perangkat Desa Mekarjaya menuturkan, agar susu bisa masuk maka dibantu dengan selang NGT. Adapun susu yang dikonsumsi oleh Khumaira jenisnya susu formula khusus yang harganya mencapai Rp 300 hingga Rp 400 ribu.
"Itu paling cukup tiga hari dan susunya pun harus pesan secara online, terus terang kami sudah kewalahan," terangnya.
Khumaira harus menkonsumsi susu formula khusus karena alergi dengan susu lainnya. "Kami hanya bisa pasrah dan (ingin) ada jalan keluar yang terbaik untuk kesembuhan anak," pungkasnya.