SUKABUMIUPDATE.com - Elis Maskayah (48 tahun) warga Kampung Garung Babakan RT 04/06, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, terbaring lemah tak berdaya dikarenakan sakit tumor di kepala yang menyerang syarafnya.
Sudah tiga bulan lebih Elis menderita seperti ini, sekujur tubuhnya tak bisa digerakan, untuk bicarapun ia kesusahan, makan dan minum pun harus dibantu oleh suaminya, Sutisna (52 tahun).
"Bahkan buang air pun di kasur, karena sudah gak kuat berdiri dan tubuhnya lemah," ungkap Sutisna lirih kepada sukabumiupdate.com, beberapa waktu lalu, Senin (11/3/2019).
BACA JUGA: Derita Warga Kalapanunggal Sukabumi Idap Tumor di Leher
Sakit yang diderita istrinya, kata Sutisna berawal dari rentetan kecelakaan yang dialami Elis bertahun-tahun yang lalu. Elis sering terjatuh dan kerap kali kepalanyalah yang mengalami benturan saat terjatuh tersebut. Lalu sekitar Desember 2018 lalu, Elis kembali terjatuh namun tak bisa terbangun lagi hingga sekarang.
"Mungkin karena dulu sering jatuh-jatuhan, ada luka di kepala, kayaknya darahnya membeku di kepala," paparnya.
Elis sendiri sudah diperiksakan ke dokter dan dibawa ke RS Bunut (RSUD R Syamsudin SH) dan hanya diberikan obat pehanan rasa sakit saja. Tak kunjung membaik, Elis pun dibawa ke Bandung yakni ke Santosa untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan lanjutan, namun di Bandung pun sama.
"Elis hanya diperiksa saja dan harus menjalai operasi untuk tindakan medis selanjutnya. Sedangkan untuk biaya operasi itu kita gak punya," imbuhnya.
Sutisna menjelaskan, biaya pengobatan selama di RS Bunut dan RS Santosa pun, itu berkat bantuan orang-orang dermawan yang sempat membantunya membawa Elis berobat, Elis pun diketahui memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), tetapi ia ragu jika KIS tersebut bisa digunakan untuk menjalani operasi Elis di Bandung.
"Takutnya ada biaya tambahan atau apa lah, belum biaya ke sana dan ketika di sana juga kan harus ada uang. Sedangkan saya cuman buruh harian yang penghasilan setiap harinya tidak menentu," keluhnya.
Sutisna dan Elis tinggal di rumah bersama tiga orang anaknya, dan dua orang anaknya sudah menikah dan meninggalkan mereka. "Yang rawat cuman saya sama anak-anak di sini paling," ujarnya.
Sutisna hanya bisa berdoa agar istrinya bisa kembali sembuh dan bisa mendapatkan biaya untuk membawa istrinya berobat kembali. "Kasihan tiap hari nangis, sakit-sakit, saya selalu tuntun buat istigfar dan berdoa sama Allah," pungkasnya.