SUKABUMIUPDATE.com - Founder sekaligus pengelola Panti Sosial Aura Welas Asih (PSAWA) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Deni Solang memaparkan beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena gejala gangguan jiwa. Hal itu berkaca dari pengalamannya selama lima tahun mengurus, merawat, hingga menyembuhkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
"Saya bukan dokter, tapi pengalaman menangani pasien sakit jiwa, juga sering berdiskusi dengan ahli kejiwaan. Sakit jiwa itu penyebabnya ada macam-macam. Seperti faktor keturunan, pukulan atau benturan di kepala, atau sebab-sebab lainnya," kata Deni saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Sabtu (6/7/2019).
BACA JUGA: Jatuh Bangun Deni Solang, Merawat Sampai Sembuhkan ODGJ di Sukabumi
"Sebab lainnya itu banyak. Seperti keinginan tidak tercapai, kehilangan pegangan sehingga mentalnya goncang, termasuk korban bully juga. Gejala awalnya itu muncul delusi, halusinasi, mengurung diri, sampai bicara sendiri," lanjutnya.
Ia memaparkan, kondisi sakit jiwa adalah gangguan pikiran, dimana seseorang tidak bisa mengontrol emosi dan perilakunya sebagaimana manusia normal. "Sebelum mengidap sakit jiwa, ada beberapa tingkatan biasanya. Yang paling rendah itu adalah depresi dan yang paling parah adalah skizofrenia," ujarnya.
BACA JUGA: Jika Ada ODGJ Ngamuk dan Berbahaya, Simak Tips Dari PSAWA Palabuhanratu
Skizofrenia, lanjutnya, masuk pada kategori penyakit kejiwaan yang tak bisa disembuhkan, namun penderita masih bisa pulih, meski potensi kambuh juga cukup besar. Sementara penderita depresi, baik depresi ringan maupun depresi berat masih bisa sembuh dan masih bisa berinteraksi, komunikasi dan sebagainya.
"Kalau depresi biasanya langsung selesai. Orang bunuh diri karena depresi. Kalau skizofrenia itu bisa sampai melukai orang lain. Tapi cikal bakal skizofrenia itu dari situ, dari depresi," sambung Deni.
BACA JUGA: Cara Merawat ODGJ Ganas, Ala Panti Sosial di Sukabumi
Faktor bekerja berlebihan, masih kata Deni Solang, juga menjadi faktor seseorang bisa diserang penyakit kejiwaan seperti depresi. Salah satu cara mengatasinya dengan cara refreshing seperti piknik, jalan-jalan, relaksasi, bahkan bisa juga dengan cara nonton film, atau menikmati waktu bersama orang-orang terdekat.
"Bekerja secara berlebihan, bisa mengakibatkan depresi. Itulah kenapa orang bekerja mengenal yang namanya libur. Tujuannya libur itu untuk refreshing atau piknik, lepas dari rutinitas. Obat depresi itu selain medis, cuma satu, yaitu refreshing," tandasnya.