SUKABUMIUPDATE.com - Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadi masalah sosial, termasuk di Sukabumi. Di jalanan keberadaan ODGJ sering menjadi masalah, terutama yang sering ngamuk dan dianggap berbahaya bagi masyarakat.
Bahkan baru baru ini, Saepudin (54 tahun) warga Kampung Pamatutan tengah RT 52 RW 22, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi dibacok tetangganya sendiri, yang terindikasi mengalami gangguan kejiwaan. Korban harus menjalani operasi bedah di RSUD Sekarwangi karena luka bacok hampir di sekujur tubuh.
BACA JUGA: Unjuk Rasa di Kantor Setda Kabupaten Sukabumi, ODGJ Minta Buka Akses Online
Agar tidak menjadi korban dari aksi tak terkontrol ODGJ, aktivis sosial sekaligus pengelolah Panti Sosial Aura Welas Asih (PSAWA) Palabuhanratu Deni Solang mau berbagi tips. Deni bersama sejumlah relawan saat ini mengasuh lebih dari 200 ODGJ, yang terlantar di jalanan atau dikirim oleh keluarganya masing-masing.
“Pertama kalau ada ODGJ mengamuk atau tidak tenang jangan mendatangi dengan cara bergerombol. Dia akan merasa terancam jika didatangi oleh orang banyak, dan secara insting akan mempertahankan diri, dan ini berbahaya,” jelas Deni Solang dalam talkshow sebagai tamu sukabumiupdate.com, Sabtu (6/7/2019).
BACA JUGA: Warga Pamatutan Dibacok Tetangga, Keluarga Pelaku Minta Maaf
Selanjutnya menurut Deni, melakukan observasi atau pemantauan dari jauh, menjaga jarak. ODGJ yang mengamuk harus didekati atau disentuh saat kondisinya lebih tenang.
“Jangan pas ngamuk kita dateng, karena berbahaya apalagi kalau ditangannya ada senjata atau lagi pegang alat, mending menjauh dulu. Kalau udah tenang baru dekati, itupun jangan banyakan, satu dua orang saja,” sambungnya.
BACA JUGA: Lukai Ibunda Pakai Batu, ODGJ di Ciracap Sukabumi Terpaksa Dirantai
Setelah tenang, ODGJ karena masih tetap manusia menurut Deni biasanya bisa diajak komunikasi. “Kasih makanan, minuman sambil ngobrol untuk membuatnya lebih tenang. Setelah tenang dan bisa diajak bergerak, langsung bawa ke panti atau rumah sakit yang bisa menangani kejiwaan.”