SUKABUMIUPDATE.com - Pihak RSUD Jampangkulon menanggapi adanya keluhan keluarga pasien bernama Cep Ramdhani (10 tahun), anak yang mengidap penyakit cerebal valsi otak, warga Kampung Kadurea, Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi.
BACA JUGA: Tak Mendapatkan Obat di RS Jampangkulon, Kondisi Cep Ramdhani Kembali Memburuk
Sebelumnya Cep Ramdhani sempat mendapatkan perawatan oleh dokter syaraf dan anak di RS Hermina dengan memakai program BPJS kelas satu, hasil dari donasi sejumlah relawan. Tetapi dengan kebijakan baru BPJS pemeriksaan anaknya tersebut dipindahkan ke RSUD Jampangkulon dua bulan lalu.
Namun menurut pengakuan dari ibunda Cep Ramdhani, Masdawati (32 tahun) anaknya tidak mendapatkan obat, karena setiap kali ke RSUD dokternya selalu tidak ada, padahal sudah sesuai dengan jadwal pemeriksaan.
Humas RSUD Jampangkulon, Lia Desty mengaku tidak mengetahui kejelasan pasien ke RSUD untuk berobat. Pasalnya setelah pengecekan di tempat pendaftaran tidak ada nama pasien.
"Kami ingin mengetahui kejelasannya, tanggal berapa pasien datang berobat, soalnya kami cek di tempat pendaftaran tidak ada," kata Lia kepada sukabumiupdate.com, Selasa (30/4/2019).
BACA JUGA: Sembilan Tahun, Anak Asal Desa Tegallega Sukabumi Ini Hanya Bisa Terlentang
Tidak hanya di tempat pendaftaran, kata Lia, pihaknya juga sudah memeriksa di bagian BPJS dan nama pasien tersebut terakhir berobat jalan di RSU. Hermina Sukabumi, tepatnya pada (2/8/2018). Menurut Lia, mungkin dari pihak RS. Hermina dirujuk ke RSUD Jampangkulon, bukan berarti dialihkan, namun karena pertimbangan beberapa faktor, selain dekat juga dokter sarap sudah ada.
"Apakah pasien tersebut datang berobat ke RSUD Jampangkulon?tiba-tiba memberikan statement tidak dikasih obat dan dokter tidak ada," ungkapnya.
Selama ini, lanjut Lia, persediaan obat mencukupi apalagi obat tersebut sangat diperlukan, karena pasien dengan diagnosa penyaki tersebut jangan sampai telat obat, lantaran jika telat harus dimulai dari awal. Namun untuk mendapatkan obat tersebut tentunya harus ada resep dokter.
"Sekali lagi perlu diperjelas kapan pasien datang berobat ke RSUD Jampangkulon, apa menyuruh orang untuk daftar, namun sudah tutup. Bisa juga mendapat informasi bahwa dokternya tidak ada, sehingga tidak jadi bertobat," pungkasnya.