SUKABUMIUPDATE.com - Paparan zat kimia pada ibu hamil diketahui menjadi salah satu faktor penyebab anak mengalami bibir sumbing. Hal itu diungkapkan dokter spesialis bedah mulut RS Sari Asih Serang, drg. Santi Anggraini, mengatakan salah satu faktor penyebab bibir sumbing atau lelangit pada anak adalah lingkungan. Contohnya ibu hamil terpapar zat kimia dari asap atau limbah industri berbahaya.
"Faktor lingkungan, terutama paparan zat kimia dari asap bisa menjadi penyebab terjadinya bibir sumbing atau celah bibir," kata Santi seperti dikutip dari Tempo.co.
Faktor lain yang menjadi penyebab celah bibir adalah kehamilan dengan defisiensi asam folat, minum alkohol, obat-obatan keras, atau suplemen tanpa pengawasan dokter. Bahkan, ada juga upaya menggugurkan kandungan sehingga mengakibatkan sel-sel pembentukan menjadi ikut gugur.
“Kasus ini saya temukan dari hasil wawancara dengan sang ibu. Ibu yang saya tangani ini mengaku pernah melakukan upaya pengguguran janin saat diketahui positif hamil. Kondisi ini mengganggu proses embriogenesis," ujarnya.
Rasio kelahiran pada bayi dengan bibir sumbing adalah satu berbanding seribu, tergantung antarnegara. Dari seribu kelahiran, ada potensi satu bayi mengalami bibir sumbing dan secara gender laki-laki lebih berpotensi terkena dibanding perempuan.
“Celah pada bayi terjadi karena adanya kegagalan proses pembentukan bibir dan langit-langit pada pekan kelima dan enam saat perkembangan embrio pada proses kehamilan," jelasnya.
Penyebab atau etiologi terjadinya celah bibir dan atau langit-langit itu multifaktor, yakni faktor genetik. Selain itu, nutrisi saat kehamilan sangat berperan penting sehingga perlu bagi ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi bagi janin dan memeriksakan kehamilan secara berkala.
Deteksi dini bibir sumbing saat kehamilan bisa dilakukan melalui USG 3 dimensi dan yang terbaru adalah dengan USG 4 dimensi.
Salah satu upaya untuk memperbaiki bibir sumbing dan celah langit bisa melalui operasi sesuai dengan tahapannya. Untuk menghindari sengau saat berbicara, dilanjutkan dengan terapi wicara setelah operasi langur langit.
"Diagnosis dini dilakukan untuk mempersiapkan kondisi orang tua dalam menerima anak dengan kondisi fisik yang berbeda dan ada persiapan teknik menjaga kesehatan bayi saat menyusui dan persiapan operasi," katanya.
SUMBER: TEMPO.CO