SUKABUMIUPDATE.com - Jika mendapat sebuah benjolan di area miss v maka sudah seharusnya wanita merasa khawatir. Walaupun tidak semua benjolan di daerah intim tersebut berbahaya, namun sudah sewajarnya bagi untuk waspada.
Melansir dari suara.com, dalam banyak kasus, benjolan di area miss v sebenarnya merupakan hal yang wajar, terutama jika muncul selama masa subur atau seiring bertambahnya usia. Meski demikian, ada juga beberapa benjolan yang memerlukan perhatian medis.
Dikutip dari laman Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut tujuh jenis benjolan pada organ intim wanita yang harus segera diwaspadai:
1. Kista Vulva
Vulva memiliki sejumlah kelenjar termasuk kelenjar minyak, kelenjar bartholin, dan kelenjar skene. Kista dapat terbentuk jika kelenjar tersebut tersumbat.
Ukuran kista bervariasi, tetapi kebanyakan terasa seperti benjolan kecil dan keras.
Kista biasanya tidak menyakitkan kecuali terinfeksi. Umumnya kista dapat hilang tanpa pengobatan.
Tapi jika kista terinfeksi, dokter spesialis kulit dan kelamin dapat mengeringkannya dan mungkin meresepkan antibiotik.
2. Kista Miss V (va gina)
Kista miss v merupakan benjolan yang terasa keras di dinding miss v dan umumnya seukuran kacang polong atau lebih kecil.
Kista inklusi miss v adalah jenis kista miss v yang paling umum. Kadang-kadang terbentuk setelah melahirkan atau cedera pada miss v.
Kista miss v biasanya tidak menyakitkan namun sangat mungkin membuat aktivitas seks menjadi tidak nyaman.
Konsultasikan pada dokter spesialis kulit dan kelamin apa yang sebaiknya dilakukan atau merasa perlu untuk mengangkatnya.
3. Bintik Fordyce
Bintik Fordyce atau kelenjar sebaceous merupakan benjolan kecil putih atau kuning-putih di dalam vulva. Bintik-bintik ini juga terkadang ditemukan di bibir dan pipi.
Bintik tersebut biasanya pertama kali muncul selama masa pubertas dan cenderung bertambah banyak seiring bertambahnya usia. Bintik Fordyce tidak menyakitkan dan tidak berbahaya.
4. Varises Miss V
Varises adalah pembuluh darah bengkak yang dapat terjadi di sekitar vulva. Varises miss v biasanya muncul pada sekitar 10 persen kehamilan atau seiring dengan bertambahnya usia.
Varises ini muncul sebagai benjolan berwarna kebiruan atau pembuluh darah bengkak di sekitar labia minora dan mayora.
Untuk wanita hamil, varises miss v akan hilang dengan sendirinya pasca melahirkan.
Namun bagi perempuan yang tidak hamil, varises miss v menyebabkan rasa tidak nyaman saat hubungan seksual atau ketika berdiri untuk waktu yang lama.
5. Herpes
Genital herpes adalah infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simplex. Herpes ditularkan melalui hubungan seks va ginal, o ral, atau a nal.
Benjolan yang disebabkan oleh herpes ini dapat disembuhkan dan hindari seks tanpa pengaman.
6. Kutil Kelamin
Kutil kelamin biasanya berbentuk bintik-bintik kecil namun padat dan disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Umumnya tersebar melalui hubungan seks va ginal dan anal.
Gejalanya, terdapat kelompok benjolan kecil, area yang terkena terasa seperti bidang-bidang kasar dari kutil-kutil yang berdekatan, kadang-kadang digambarkan menyerupai kembang kol yang terasa gatal, dan bisa timbul di area vulva atau anus.
7. Kanker Vulva
Walau kanker vulva jarang terjadi, tapi tak ada salahnya waspada jika terdapat luka terbuka pada vulva dan terdapat benjolan.
Selain itu gejala lainnya, warna kulit yang lebih terang atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya, bercak kulit menebal, terasa gatal, terbakar, atau sakit.
Selain itu, luka pada vulva yang tidak sembuh dalam beberapa minggu juga bisa menjadi gejala kanker vulva.
Kanker vulva termasuk kanker langka dan biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang menjadi ganas.
Perubahan yang terasa pada masa pra kanker biasanya lebih cepat dideteksi dan diobati. Untuk itu, waspadai perubahan pada area miss v agar kelainan-kelainan tersebut dapat segera ditangani.
SOURCE: SUARA.COM