SUKABUMIUPDATE.com - Kejang demam atau biasa dikenal dengan Step merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh pada anak secara drastis.
Step biasanya sering dialami oleh bayi dengan usia enam bulan hingga lima tahun. Kondisi ini tentunya membuat orang tua merasa panik dan cemas.
Tidak hanya kenaikan suhu tubuh secara drastis, step juga ditandai dengan gejala seperti mengeluarkan keringat secara berlebihan, tangan dan kaki tegang dan bergerak tidak beraturan, serta demam tinggi hingga lebih dari 38 derajat Celcius.
Parahnya, terkadang saat kejang ternjadi dapat menyebabkan anak mengeluarkan busa atau muntah dari mulutnya.
Kejang pada anak harus diwaspadai karena dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering diawali dengan kehilangan kesadaran kemudian terjadi kejang demam.
Walaupun tidak memiliki dampak jangka panjang pada anak, tetapi orang tua wajib tahu penyebab dan cara mengatasi step pada anak, agar saat terjadi kondisi demikian bisa segera diatasi dengan benar.
Berikut penyebab terjadinya kejang demam pada anak yang harus orangtua ketahui.
Baca Juga :
1. Infeksi
Adanya kontaminasi pada tubuh dapat meningkatkan risiko anak mengalami kejang demam, seperti infeksi pada virus flu, radang amandel, dan infeksi telinga.
2. Faktor Genetik
Faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab anak mengalami kejang demam, jika orang tua pernah mengalami step secara berulang, kondisi ini juga rentan dialami oleh anak.
3. Riwayat Kejang Demam
Apabila anak mengalami kejang demam pada usianya yang kurang dari satu tahun dan ketika suhu tubuh tidak terlalu tinggi, maka ada kemungkinan kejang demam akan terjadi secara berulang sekitar 80 persen.
4. Dampak Imunisasi
Apabila anak mengalami kejang dan demam setelah menjalankan imunisasi, hal tersebut bukanlah penyebab terjadinya step, melainkan dampak dari imunisasi.
Cara Atasi Kejang Demam
Setelah mengenal berbagai macam penyebab terjadinya step, orang tua harus tau bagaimana cara menangani anak ketika mengalami kejang demam.
Lakukan cara yang benar dalam penanganannya. Berikut cara tepat untuk menangani si kecil yang mengalami kejang demam:
a. Longgarkan Pakaian
Hal pertama yang harus dilakukan saat anak mengalami Step adalah melonggarkan pakaian terutama di bagian leher.
b. Jangan Menahan Gerak Anak
Hindari untuk menahan gerakan anak dengan paksa saat kejang, karena perlakuan demikian akan menimbulkan patah tulang pada anak.
Pindahkan anak pada tempat yang nyaman, luas dan jauhkan dari benda berbahaya seperti barang pecah belah, benda tajam dan aliran listrik untuk mencegah terjadinya cedera.
Bila perlu, amati gerakan dan perilaku anak saat kejang untuk menjadi data kepada dokter.
c. Jangan Diberi Apapun
Hindari memasukan benda apapun ke dalam mulut anak, termasuk obat-obatan. Kondisi ini untuk menghindari anak tersedak saat kejang.
d. Miringkan Posisi Anak
Posisikan anak dalam keadaan miring, karena anak yang mengalami kejang demam rentan mengeluarkan busa atau muntah.
Hal ini untuk mencegah cairan yang keluar masuk kembali dalam tubuh anak jika anak dalam posisi berbaring. Kondisi ini sangat membahayakan anak karena dapat meningkatkan risiko tersedak.
e. Perhatikan Siklus Kejang
Perhatikan step yang terjadi pada anak. Biasanya, kejang dengan gejala ringan pada anak dapat reda dengan sendirinya.
Jika terjadi pada anak selama lebih dari lima menit, disarankan untuk segera membawa anak menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan secara medis dan mengetahui penyebab step tersebut.
Apabila kejang yang dialami anak menurun, sebaiknya tetap perhatikan kondisi anak, karena biasanya setelah mengalaminya anak akan merasa bingung dan kelelahan.
Bahkan, terkadang anak dapat tertidur pulas selama beberapa jam. Membiarkan anak tertidur merupakan langkah tepat seraya orang tua tetap memperhatikan dan memberi penjagaan.
Tidak perlu cemas, Step biasanya hilang dengan sendirinya saat anak berusia lima tahun. Sementara itu, kejadian epilepsi terjadi kurang dari lima persen anak yang pernah menderita sebelumnya.
Ada sebagian hal yang membuat kejang demam memicu terjadinya epilepsi, seperti adanya kelainan perkembangan sebelum terjadinya Step pertama dan riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.
Bila anak Anda kerap mengalaminya, konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.