SUKABUMIUPDATE.com - Seorang wanita di Sukabumi Jawa Barat berniat menjual ginjal untuk menutupi hutangnya yang makin menumpuk. Buruk pabrik ini sudah tak tahu harus bagaimana melunasi pinjaman ke rentenir yang makin menjeratnya.
Perempuan ini berinisial Si (28 tahun), tinggal di kontrakan bersama suami dan anak semata wayang berusia 5 tahun di Kampung Cibodas tak jauh dari kawasan pabrik di wilayah Kabupaten Sukabumi. Sri sudah 8 tahun bekerja sebagai buruh di pabrik dekat kontrakannya.
Gaji Si sebagai buruh pabrik lebih dari Rp 3 juta, selama ini digunakan untuk biaya rumah tangga termasuk kontrakan. Suaminya juga punya penghasilan walaupun tergantung dari pekerjaan yang dilakukan.
Namun karena berbagai kebutuhan, Si butuh dana segar mendesak yang membuatnya berkenalan dengan rentenir. Dari pinjaman satu juta rupiah dengan cicilan Rp 200 ribu, meningkat menjadi pinjaman Rp 5 juta dengan cicilan satu juta rupiah plus bunga.
Disini, Si mulai kelabakan mengatur keuangan rumah tangganya. Saat ini gaji dari pabrik hanya tersisah Rp 300 ribu tiap bulannya, dimana kadang untuk makan sehari-hari pun tak cukup.
Dia terjebak dalam lingkarang hutang rentenir. Gali lubang tutup lubang dengan rentenir lainnya, hingga akhirnya ia punya hutang dengan total Rp 50 juta lebih.
Sudah tak mampu lagi menutupi semua hutang-hutangnya, Si kemudian menghubungi sukabumiupdate.com via aplikasi pesan media sosial. Ia ingin mendonorkan ginjal untuk melunasi hutang kepada rentenir yang sudah membuat hidupnya kesusahan.
Ia lelah menghindar dari tagihan rentenir, bahkan pekerjaannya di pabrik pun mulai terancam. Psikologisnya terganggu, tak fokus bekerja karena selalu ketakutan dikejar hutang.
Si minta dicarikan orang yang mau 'membeli' ginjalnya. Ia mendapatkan informasi dari media sosial bahwa harga ginjal cukup tinggi, dan itu bisa melunasi semua hutang-hutangnya pada rentenir.
"Assalamualaikum. Saya disini ingin bercerita tentang kehidupan saya yang sedang benar-benar kesusahan dalam keuangan. Sedang terlilit hutang rentenir. Jadi saya disini dalam keadaan sadar dan sehat. Saya ingin mendonorkan ginjal saya agar saya bisa menutupi semua hutang rentenir saya," tulis Si.
Ia menuturkan salah satu kebutuhan mendesak hingga harus cari dana besar ke rentenir untuk renovasi rumah orang tua di kampung halaman. Si mengakui jika kondisinya saat itu tak banyak pilihan, hingga akhirnya dia terlena dengan pinjam lagi dan lagi ke rentenir.
"Saya cape ka,, kerja tapi habis aja uang nya kadang gak cukup utk bayar rentenir,, bahkan utk makan sehari" saja saya harus dagang di pbrik,, jadi saya kepikiran utk jual ginjal lunasi semua hutang saya dan keluarga," lanjut Si.
Baca Juga :
Keinginan ini diakui Si tidak mendapatkan respon dari sang suami, namun jual ginjal adalah pilihan terbaik saat ini untuk melunasi hutang-hutangnya. Si mengaku saat ini dalam kondisi sehat dan sadar, ia hanya punya masalah lambung yang tidak parah.
"Jika semua hutang lunas, mungkin saya saya ingin berhenti kerja, memilih berdagang biar kami lebih fokus merawat anak. kalaupun saya mati yg penting saya tdk meninggal kan hutang," pungkas Si.