9 Hewan Endemik Pulau Jawa Ini Terancam Punah, Sebagian Bisa Ditemukan di Sukabumi

Minggu 28 Agustus 2022, 11:15 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Indonesia memiliki banyak sekali hewan endemik atau hewan asli suatu daerah tak terkecuali Pulau Jawa.

Banyak hewan endemik yang hidup di Pulau Jawa mulai dari Elang Jawa, Macan Tutul Jawa, Badak Bercula Satu dan sebagainya.

Namun, sayangnya beberapa hewan endemik ini terancam punah diakibatkan perburuan liar hingga rusaknya habitat tempat hidup satwa-satwa tersebut.

Bahkan beberapa diantaranya telah dinyatakan punah seperti Harimau Jawa yang telah dinyatakan punah pada tahun 1980-an.

Dengan edukasi yang baik dalam mengenal satwa-satwa endemik Pulau Jawa ini, kita dapat mengurangi laju berkurangnya jumlah mereka di alam kita. Berikut 9 satwa endemik pulau Jawa yang terancam punah dan harus kita lindungi dilansir dari laman International Animal Rescue.

Baca Juga :

Apa Itu Hewan Vertebrata? Berikut Ciri-Ciri Hingga Contohnya

1. Badak Jawa

photoBadak Bercula satu - (Istimewa)</span

Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang biasa disebut badak bercula satu merupakan salah satu spesies satwa liar terlangka di Indonesia.

Sebab spesies badak jawa saat ini diperkirakan tersisa tidak lebih dari 74 ekor. Kemampuan reproduksi yang rendah ditambah aktivitas perburuan badak jawa untuk diambil culanya adalah penyebab utamanya.

Sekarang, hewan eksotis ini sedang berada dalam program konservasi intensif secara in-situ di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

Program ini membawa kabar gembira bagi kita karena terbukti mampu meningkatkan populasi badak jawa. September 2020 lalu, TNUK mengkonfirmasi keberadaan dua ekor bayi badak yang membawa harapan akan terjaganya kelestarian populasi badak jawa.

2. Kukang Jawa

photo(Ilustrasi) Kukang Jawa - (Istimewa)</span

Kukang jawa (Nycticebus javanicus) adalah primata eksotis yang hidup secara nokturnal atau biasa aktif di malam hari. Ia mencari makanan di malam hari guna menghindari pemangsa. Ia memiliki ciri khas yaitu memiliki kelenjar racun di bawah ketiaknya yang digunakan untuk mempertahankan diri dari pemangsa pula.

Saat ini kukang jawa dilindungi oleh undang-undang Indonesia. Organisasi internasional CITES juga melindungi kukang jawa dalam daftar Appendix nya.

Dengan itu seharusnya tidak ada yang boleh memburu atau memeliharanya lagi. Sebab apabila perburuan terus dibiarkan, dikhawatirkan jumlah populasinya di alam akan kian menurun dan mengalami kepunahan.

3. Babi Kutil

photoBabi Kutil - (National Geographic Indonesia)</span

Hewan liar endemik yang memiliki nama latin Sus verrucosus ini mungkin terdengar asing di telinga kita. Satwa tersebut tidak lain adalah babi kutil.

Babi kutil sendiri merupakan jenis babi yang hanya terdapat di Pulau Jawa dan Pulau Bawean. Babi ini juga biasa disebut babi jawa atau babi bagong.

Perawakan dari babi kutil sangat mirip dengan babi hutan. Babi kutil bisa ditemukan di hutan dan padang rumput meskipun sangat sulit untuk menemukannya. Banyak ahli yang sebelumnya mengira spesies ini sudah punah dikarenakan mereka kesulitan untuk menemukannya.

Untungnya, babi kutil ini teramati pada tahun 2017. Penyebab terancam punahnya babi ini dikarenakan tingginya tingkat konflik dengan manusia akibat berkurangnya habitat sehingga babi turun ke pemukiman warga untuk mencari makanan.

Baca Juga :

4. Macan Tutul Jawa

photoMacan tutul Jawa. - (via Mongabay)</span

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) adalah salah satu satwa predator yang terancam punah di Indonesia. Jenis satwa ini adalah subspesies dari macan tutul biasa (Panthera pardus). Oleh masyarakat di Pulau Jawa, macan tutul jawa kadang disebut juga macan kumbang.

Macan tutul jawa saat ini berada di ambang kepunahan. Pada tahun 2008, tercatat jumlah populasi macan tutul jawa tidak lebih dari 250 ekor. Menurut para ahli dan pejabat pemerintah, penyebab berkurangnya populasi macan tutul adalah berkurangnya habitat alaminya di hutan.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi salah satu rumah bagi predator asli pulau Jawa ini.

5. Banteng Jawa

photoBanteng Jawa - (via mongabay.co.id)</span

Banteng Jawa (Bos javanicus javanicus) adalah salah satu subspesies dari jenis banteng biasa (Bos javanicus). Jenis satwa liar ini, meskipun sangat dikenal di masyarakat sebagai hewan yang kuat, rupanya juga dikenal sebagai hewan yang terancam punah.

Keberadaannya saat ini dilindungi oleh Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Baluran, serta Taman Nasional Bali Barat.

Terdapat beberapa penyebab berkurangnya populasi dari banteng jawa ini. Di antaranya adalah berkurangnya habitat akibat pembukaan lahan untuk kebun oleh manusia. Banteng juga mengalami ancaman pemangsa dari anjing hutan ajag, yaitu jenis anjing hutan yang berperawakan mirip serigala.

6. Owa Jawa

photoDua ekor owa jawa di hutan Lengkong Sukabumi - (istimewa)</span

Owa jawa (Hylobates moloch) adalah salah satu jenis primata di Indonesia. Spesies ini tersebar di Pulau Jawa di bagian Provinsi Jawa Barat dan Banten. Sayangnya, spesies ini juga merupakan spesies yang dilindungi.

Satwa liar ini terkenal akan suara lolongannya yang khas dan terkenal nyaring. Menurut peneliti, suaranya dapat terdengar hingga 1 kilometer jauhnya. Lolongan ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan owa jawa lain.

Baca Juga :

7. Surili Jawa

photoSurili Jawa - (via Greener.co)</span

Primata asli Indonesia dengan nama latin Presbytis comata lain yang dilindungi karena terancam punah yaitu surili jawa. Primata unik ini juga merupakan salah satu primata yang cukup dikenal di Jawa Barat. Jenis satwa liar ini tersebar di Jawa Barat dan Banten.

Satwa pemakan tumbuhan dedaunan, bunga, dan biji-bijian ini kini tidak tersisa banyak. Sekarang populasinya hanya tersisa sekitar 2.500 ekor. Oleh karena itu Pemerintah segera mengeluarkan berbagai kebijakan untuk segera melindungi dan melestarikannya.

8. Elang Jawa

photoElang Jawa - (istimewa)</span

Burung ini merupakan penjelmaan dari Garuda (Nisaetus bartelsi), lambang negara Indonesia. Spesies ini adalah salah satu jenis burung yang dilindungi dan tersebar di hutan-hutan di Pulau Jawa termasuk di kaki Gunung Gede Pangrango.

Elang jawa adalah burung predator. Ia memangsa mamalia kecil seperti tikus atau burung-burung kecil. Ia juga memiliki daya jelajah luas. Ia mampu terbang mencapai 400 hektar dari sarangnya.

Yang patut kita perhatikan adalah penyebabnya terancam punahnya. Di samping perburuan liar, kemampuan reproduksi yang rendah membuatnya sangat rentan mengalami penurunan populasi.

Ia hanya mampu bertelur sekali setahun. Apabila hal tersebut terus dibiarkan, khawatirnya Elang Jawa akan benar-benar punah.

9. Burung Trulek Jawa

photoBurung Trulek Jawa - (Istimewa)</span

Burung trulek jawa (Vanellus macropterus) adalah burung yang pernah dinyatakan punah, namun akhirnya statusnya diubah menjadi kritis pada tahun 2000. Burung ini adalah burung pantai, artinya hanya ada di sekitar pantai karena ia sangat bergantung mencari makanan di sekitar laut.

Burung ini menjadi sangat terancam punah dikarenakan perburuan yang intensif serta pengurangan habitat secara masif.

Baca Juga :

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi Memilih25 April 2024, 00:04 WIB

Ditutup 25 April, DPC Demokrat Jaring 7 Bacalon Bupati/Wakil Bupati Sukabumi

Tercatat sebanayk tujuh orang yang menyatakan akan maju menjadi calon bupati / wakil bupati Sukabumi yang akan maju melalui partai demokrat
Bambang Topan Firmasyah bakal calon wakil Bupati di Pilkada 2024 saat mendaftar di Kantor DPC Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi24 April 2024, 23:27 WIB

Dinas PU Perbaiki Titik Kerusakan di Jalan Ahmad Yani Palabuhanratu Sukabumi

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi melakukan perbaikan jalan rusak yang sempat menjadi keluhan warga di ruas Jalan Jendral Ahmad Yani, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu.
Petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sukabumi perbaiki jalan Jendral Ahmad Yani di Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi24 April 2024, 22:55 WIB

Pelaksanaan PSAJ Tingkat SMP di Kabupaten Sukabumi Diikuti 25.576 Siswa

Pelaksanaan ujian sekolah kini berganti nama menjadi Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ).
Siswa SMPN 1 Bojonggenteng Kabupaten Sukabumi saat mengikuti Penilauan Sumatif Akhir Jenjang atau PSAJ | Foto : Ibnu Sanubari
Sukabumi24 April 2024, 22:03 WIB

Pengelola Parkir Pasar Surade Sukabumi Anggap Keluhan Pengunjung Bahan Evaluasi

Pengelola parkir di Pasar Surade Kabupaten Sukabumi memberikan tanggapan terkait keluhan pengunjung soal tata cara memungut uang parkir yang dilakukan oleh petugas.
Kondisi pasar Surade Sukabumi pada, Rabu (24/4/2025) | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi24 April 2024, 21:13 WIB

Pria Paruh Baya Tewas Tergantung di Bojonggenteng Sukabumi Tinggalkan Secarik Surat

Belum diketahui motif bunuh diri yang dilakukan pria paruh baya di Bojonggenteng Sukabumi tersebut.
(Foto Ilustrasi) Pria paruh baya ditemukan tewas tergantung di Bojonggenteng Sukabumi. | Foto: Istimewa
Sehat24 April 2024, 21:00 WIB

Kaya Vitamin C, Inilah 10 Manfaat Buah Jeruk Bali untuk Kesehatan

Jeruk Bali mengandung vitamin C yang tinggi, yang penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, membantu penyembuhan luka, dan melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Manfaat Buah Jeruk Bali untuk Kesehatan. Foto: Instagram/@uyah_oyok
Life24 April 2024, 20:40 WIB

Mengejutkan, Ini 10 Alasan Mengapa Anak Berperilaku Buruk dan Cara Menanganinya

Anak-anak umumnya akan menunjukkan perasaan dan keinginan mereka dalam bentuk perilaku yang belum mampu diutarakan dengan beberapa alasan yang mengejutkan.
Ilustrasi anak berperilaku buruk. (Sumber : Freepik)
Sukabumi24 April 2024, 20:30 WIB

Bupati Sukabumi Antarkan 150 Penerima Beasiswa Bupati Tahun 2024 ke Universitas Nusa Putra

Sebanyak 150 penerima beasiswa Bupati Sukabumi tahun 2024 di Universitas Nusa Putra tersebut merupakan hasil seleksi dari ribuan peserta.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Civitas Akademika Universitas Nusa Putra dan 150 penerima beasiswa tahun 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 April 2024, 20:30 WIB

7 Cara Sehat dengan Perubahan Gaya Hidup untuk Menurunkan Gula Darah

Perubahan gaya hidup sederhana ini untuk meminimalkan perubahan gula darah dan mengontrol kadar gula Anda.
Ilustrasi - Perubahan gaya hidup sederhana ini untuk meminimalkan perubahan gula darah dan mengontrol kadar gula Anda. (Sumber : Freepik/freepik)
Sukabumi Memilih24 April 2024, 20:25 WIB

5 Bakal Calon Bupati Sukabumi Resmi Mendaftar ke PKB

Ketua Desk Pilkada DPC PKB Kabupaten Sukabumi, Bayu Permana mengatakan selama proses penjaringan sejak dibuka hingga saat ini sudah ada 5 kandidat yang mendaftar untuk maju Pilkada Sukabumi melalui PKB.
Ketua Desk Pilkada PKB Bayu Permana saat menerima penyerahan berkas pendaftaran dari salah satu kandidat | Foto : Ist