SUKABUMIUPDATE.com - Ketua DPC Partai Gerindra sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Yudha Sukmagara ikut mendaftarkan diri menjadi bakal calon Bupati/Wakil Bupati Sukabumi melalui partainya sendiri. Keputusan tersebut tentu mengundang perhatian publik, salah satunya Pengamat Politik dan Direktur Research and Literacy Institute (RLI), Dr Mulyawan Safwandy Nugraha, M.Ag., M.Pd.
BACA JUGA: Yudha Turun di Pilkada Sukabumi, HG Minta Kader Jangan Dukung Figur Diluar Mekanisme Gerindra
Menurut Mulyawan keputusan Yudha masuk bursa pencalonan harus dilihat dari beberapa hal. Pertama, secara politis, seorang ketua partai pemenang pemilihan legislatif, memiliki kans besar untuk direkomendasikan oleh partainya sendiri karena dianggap sebagai kader terbaiknya.
"Tingkat kepercayaan diri Yudha Sukmagara akan sangat tinggi, ditambah sosok Yudha pun memiliki nilai elektoral dengan terpilihnya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi. Modalitas politik telah dimiliki sebagai perahu di Pilkada. Daya tawarnya pun akan tinggi," ucap Mulyawan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (16/1/2020).
Kedua, lanjut Mulyawan, secara psikologis, ada beban tersendiri bagi partai pemenang jika tidak mencalonkan kader internalnya. Karena bila yang terpilih untuk bakal calon Bupati/Wakil Bupati bukan dari kader terbaik partai, maka sedikit banyaknya akan menunjukkan bahwa ketua partai tersebut belum cukup umur untuk berlaga di Pilkada mendatang. "Bila hal itu terjadi, akan membuat kecewa konstituennya sendiri," tambah Mulyawan.
BACA JUGA: Sebut Koalisi Nasionalis Religius, Gerindra Usulkan Tiga Nama Unggulan di Pilkada Sukabumi
Ketiga, Mulyawan mengungkapkan, secara etis, akan terjadi tarik ulur kepentingan dalam jabatan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi yang sangat bergengsi tersebut. Menurutnya, tidak semua anggota dewan bisa menjadi ketua. Artinya, menjadi ketua dewan itu sudah sangat prestisius sebagai instrumen politik dalam kancah demokrasi untuk menjamin hak-hak rakyat yang dicapai dengan tugas berat di bidang legislasi, kontrol dan budgeting.
"Ketika justru seorang Ketua DPRD masih kepincut dengan jabatan Bupati, maka boleh jadi ada pandangan bahwa seorang Yudha dianggap sepertinya tidak bersyukur dengan jabatannya hari ini. Dilematis memang. Maka, berdasar kepada tiga pandangan di atas, jika Yudha hanya test the water saja (coba-coba untuk berlaga di Pilkada), menurut saya hal tersebut adalah kesia-siaan," papar Mulyawan.
BACA JUGA: Terjawab Sudah, Yudha Sukmagara Masuk Bursa di Pilkada Sukabumi
Terakhir Mulyawan mengatakan, target seorang Yudha harus pada posisi Bupati, bukan Wakil Bupati. Karena jika pilihannya di Wakil Bupati, lebih baik Yudha mempertahankan posisi sekarang sebagai Ketua DPRD. Mulyawan menyebut, Yudha harus bekerja keras dan membangun komunikasi politik agar bisa memenangkan Pilkada ini.
"Rumus melawan incumbent adalah dengan menyajikan visi dan misi serta mimpi yang brilian. Tawarannya adalah yang muda yang memimpin Sukabumi, dimana Yudha-Anjak bisa menjadi poros ketiga. Hal ini pernah dilakukan oleh Rachmat Yasin di Kabupaten Bogor. Dimana beliau tetap di posisi ketua dewan, dan di ajang Pilkada berikutnya mencalonkan diri di posisi Bupati Bogor. Jadi Wakil Bupati situasinya tidak seberkuasa Bupati," tandas Mulyawan.