SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pasien berinisial AY (39 tahun) warga Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia akibat kekurangan oksigen pada Sabtu, 24 April 2021 sore kemarin.
Mewakili pihak keluarga, Herry Sobar tokoh pemuda Sagaranten menjelaskan, AY saat itu dibawa berobat ke RSUD Sagaranten lantaran mengidap penyakit paru-paru.
"Pasien membutuhkan oksigen, tapi tabung oksigen yang ada di mobil ambulans dalam keadaan kosong. Padahal keluarga AY, telah menyepakati biaya yang diajukan pihak RSUD Sagaranten. Jadi mestinya di dalam mobil ambulans itu disediakan fasilitas standar untuk pasien kritis," kata Herry Sobar sukabumiupdate.com, Senin, 26 April 2021.
Dari keterangan istri almarhum, lanjut Herry, pasien saat itu beberapa jam diperiksa dan diobati tim medis RSUD Sagaranten, kemudian disarankan untuk dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH, mengingat kondisinya sudah kronis.
Baca Juga :
Namun proses rujukan cukup lama karena harus menunggu konfirmasi dari rumah sakit yang dituju. Akhirnya istri pasien memutuskan untuk membawa langsung suaminya ke Kota Sukabumi.
"Dia pun mengajukan permintaan jasa mobil ambulans dengan segala fasilitasnya. Disepakatilah biayanya Rp 1.200.000 di luar biaya pengobatan. Setelah sepakat, pasien diberangkatkan ke Kota Sukabumi bersama sopir ambulans dan istrinya," papar Herry.
Di tengah perjalanan, sambung Herry, pasien mengalami kesulitan bernapas karena oksigen di dalam tabung habis. Sementara di mobil ambulans juga tak ada cadangan oksigen. Tabung oksigen kecil yang tersedia di mobil pun sudah kosong.
"Akibatnya pasien ngedrop dan tidak sadarkan diri. Setibanya di RSUD R Syamsudin SH, sudah sangat kritis. Dia tidak tertolong, mengembuskan nafas terakhir beberapa saat setelah tiba di rumah sakit," jelasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Direktur RSUD Sagaranten, dokter Hikmat Gumelar membenarkan bahwa pasien mengalami kesulitan bernafas. Hikmat mengatakan pasien dirujuk atas permintaan sendiri.
"Ada surat pernyataan, keluarga hanya menyewa ambulans, memang kondisi pasiennya sudah sesak berat," jelasnya.
Di mobil ambulance, kata Hikmat, ada dua tabung oksigen kecil, biasanya cukup untuk perjalanan dari RSUD Sagaranten hingga ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
"Menurut sopir ambulans oksigen habis mendekati RSUD R Syamsudin SH. Sebenarnya tidak ada indikasi apa-apa, hanya kehabisan oksigen di perjalanan," kata Hikmat.
"Pasien mengalami sesak akibat jantung. Dari keterangan sopir yang juga tetangganya, di perjalanan banyak berhenti, istrinya memberikan minum, padahal saat berhenti oksigen tetap berjalan," katanya lagi.
Hikmat menyebut, adapun masalah biaya yang diklaim keluarga sebesar Rp 1.200.000 untuk kendaraan ambulance, biayanya bukan sebesar itu. Namun sejumlah Rp 1.120.000 untuk ambulance dan semua biaya tindakan.
"Dengan adanya kejadian ini, kami berencana untuk melengkapi fasilitas alat kesehatan, maupun sumber daya manusia, baik dokter spesialis, dokter umum dan para medis lainnya, tentunya sesuai dengan anggaran dari pemerintah," lanjutnya.
"Kami bertekad agar RSUD Sagaranten mampu melayani kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, dengan harapan adanya kerja sama yang baik dengan semua lapisan masyarakatnya," pungkas dokter Hikmat.