SUKABUMIUPDATE.com - Anggota DPRD Jawa Barat (Jabar) Lina Ruslinawati menuntaskan masa reses II tahun anggaran 2020-2021 di Sukabumi, 1 hingga 10 Maret 2021. Banyak catatan diserap dari sejumlah titik reses, mulai dari sinyal internet lemot hingga susahnya mendapatkan pupuk untuk mendukung usaha pertanian.
Soal sinyal atau jaringan internet yang lemot disampaikan Warga Desa Pulosari Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi pada 5 Maret 2021 silam. Warga minta pemerintah serius, karena disatu sisi anak didik disuruh belajar online di sisi lainnya jaringan internet di wilayah tersebut lemah.
Baca Juga :
Kepada anggota DPRD Jabar (Jawa Barat) Lina Ruslinawati warga mengeluhkan jaringan internet lemot, sehingga sulit mengakses program pemerintah yang berbasis daring atau online. "Warga Pulosari mendesak pemerintah memperbaiki infrastruktur jaringan telekomunikasi. Jaringan internet di desa itu parah, lemot," ungkap Lina melalui pesan singkat kepada sukabumi, usai reses tersebut.
Dengan kondisi ini anjuran sekolah daring sulit dilakukan di Desa Pulosari. Termasuk juga program lainnya yang harus menggunakan jaringan internet, seperti pelaporan data penerima bantuan dan lainnya. "Sebenarnya ini bisa dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, akan disampaikan melalui jalur kepartaian dengan teman teman di DPRD disini. Selain itu saya laporkan juga ke pemprov Jabar," jelas politisi perempuan Partai Gerindra ini lebih jauh.
Selain urusan warga yang ingin secepatnya mengembalikan anak ke sekolah (tatap muka), dalam reses kali ini anggota Komisi II DPRD Jabar ini juga berkali-kali diminta oleh warga Sukabumi untuk memperbaiki suplai pupuk bersubsidi.
Komplen ini disampaikan para petani di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi tanggal 3 Maret 2021 lalu. Mereka protes susah dapat pupuk bersubsidi, walaupun sudah pegang Kartu Tani.
Baca Juga :
"Masalah pupuk subsidi dan Kartu Tani menjadi isu utama yang disampaikan warga dalam reses kedua di Desa Selajambe Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi," jelas Lina
Menurut Lina, ada petani yang sudah memiliki kartu tadi tapi susah mengakses pupuk bersubsidi karena alat gesek tidak berfungsi. Artinya, sistem ini belum bisa dimanfaatkan secara luas oleh petani.
Baca Juga :
"Warga yang belum memiliki Kartu Tani juga komplain karena tidak tahu harus seperti apa untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai aturan terbaru dari pemerintah. Artinya edukasi dan informasi soal Kartu Tani dan pupuk bersubsidi ini lemah," sambung politisi perempuan dari Partai Gerindra ini lebih jauh.
Kesulitan mengakses pupuk bersubsidi ini membuat petani bingung karena sudah menghadapi musim tanam berikutnya. "Jadi catatan penting untuk dicarikan solusinya, kami sampaikan secara utuh kepada Pemprov Jabar dan Dinas Pertanian agar segera mencari pemecahan masalah pupuk subsidi di lapangan," pungkas Lina.
Selain dua masalah ini, permohonan bantuan permodalan usaha rakyat baik dibidang peternakan maupun UMKM lainnya juga disampaikan oleh warga Kabupaten Sukabumi. Bantuan pembangunan spot-spot wisata baru penunjang keberadaan Geopark Ciletuh juga diungkapkan dalam pertemuan Lina dengan konstituennya ini.