SUKABUMIUPDATE.com - Tiga warga Kampung Leuwidingding, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, saat ini sedang ditangani tim medis RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Ketiganya sempat pingsan saat mendengar ledakan kuat dari tampang bahan baku semen yang berada tak jauh dari pemukiman.
Mereka adalah Elis (35 tahun) warga RT 05/01, Aan (60 tahun) dan Nenah (55 tahun) warga RT 06/01. Menurut kesaksian warga setempat, Hamiman Juanda ketiganya pingsan pada Senin (16/11/2020) kemarin antara pukul 11.00 hingga 13.00 WIB tak lama setelah adanya ledakan kuat dari aktivitas blasting di tambang semen.
BACA JUGA: Pengakuan Warga Leuwidinding Sukabumi, Dirawat Akibat Blasting Tambang Semen?
"Ketiganya waktu itu sedang di rumah. Tiba-tiba pingsan, kayaknya terkejut mendengar suara ledakan dari lokasi blasting Gunung Guha, sebelah timur Kampung Leuwidingding," kata Hamiman kepada sukabumiupdate.com, Selasa (17/11/2020).
"Memang lokasi kegiatan blasting itu masih satu wilayah dengan Kampung Leuwidingding, jauhnya diperkirakan satu hingga dua kilometer," jelas Hamiman.
Warga Leuwidigding Tanjungsari Jampang Tengah yang pingsan akibat ledakan saat ditangani medis (istimewa)
Ia menyebut, aktivitas peledakan sebetulnya sudah rutin pada hari Senin hingga Kamis. "Namun pada Senin (16/11/2020) tidak seperti biasanya. ledakan cukup keras, bahkan dari keterangan sebagian warga, suara ledakan terdengar hingga ke Kecamatan Cikembar," imbuhnya.
"Memang warga sering mendengar suara ledakan di Gunung Guha, namun pada hari kemarin suara ledakannya cukup dahsyat, mengakibatkan tiga warga terkejut dan pingsan. Kalau mau ada ledakan diawali dulu dengan suara sirene sebanyak tiga kali. Suara sirene pertama dan kedua terdengar, tapi yang ketiga suaranya kecil, dan langsung ada ledakan," tuturnya.
BACA JUGA: Protes Aktivitas Peledakan, Warga Jampang Tengah Serbu Tambang Semen
Masih kata Hamiman, selang waktu lima menit setelah terjadi ledakan, ada yang memberitahukan bahwa ada warga yang pingsan. "Ketiga warga sempat dibawa ke Klinik Harapan Hidup Cikembar. Dari sana dirujuk ke RS Bunut (RSUD R Syamsudin SH). Pihak Babinsa Desa Tanjungsari dan Bhabimkabtimas membantu evakuasi korban," terangnya.
Salah satu korban sudah mulai membaik dan pulang ke rumah pada Senin malam kemarin. Sementara dua lainnya masih menjalani observasi di rumah sakit.
Ketiga korban terkejut ledakan kuat adalah perempuan, 2 lansia satu dewasa (istimewa)
Terpisah, Kapolsek Jampang Tengah AKP Usep Nurdin dalam keterangan tertulis menyebutkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung ke rumah warga terdampak blasting.
"Ada juga sebagan rumah yang retak dampak dari getaran blasting. Petugas Bhabinkamtibmas juga memberikan suport kepada keluarga korban terdampak serta menindaklanjuti dampak blasting dengan berkoordinasi ke pemerintah desa dan PT TSS guna penanganan lebih lanjut," kata AKP Usep Nurdin.
BACA JUGA: Diprotes Bikin Rusak Rumah, Polisi Akan Tes Ledakan di Tambang Semen Sukabumi
Hingga berita ini diturunkan redaksi sukabumiupdate.com masih mencoba konformasi soal ledakan kuat di lokasi blasting tambang semen yang terjadi Senin siang kemarin pada pihak perusahaan. “Sudah ditangani pak, nanti ada penjelasan lebih detil soal kejadiannya,” jelas salah seorang tim officer PT Semen Jawa Sukabumi melalui pesan singkat, Selasa (17/11/2020).
PT TSS yang menjadi operator tambang semen di Gunung Guha memang menggunakan teknik blasting dalam penambangan. Masalah ini sempat menjadi sorotan karena sepanjang tahun 2019 selalu menjadi polemik dengan warga sekitar tambang.
Hingga akhirnya pihak berwajib polisi turun tangan untuk mengecek batas toleransi daya ledak agar tidak menimbulkan dampak ke warga sekitar tambang. Masalah inipun sempat tidak terdengar lagi di sepanjang 2020, hingga Senin kemarin (17/11/2020) kejadian berulang, warga pingsan dan dirawat serta sejumlah bangunan dilaporkan terdampak ledakan di lokasi tambang semen.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.