SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Leuwidinding, Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi serbu kantor PT Tambang Semen Sukabumi (PT TSS), Jumat (9/8/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Warga datang, melakukan aksi protes sembari membawa kertas besar yang bertuliskan penolakan aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut.
BACA JUGA: Akui Pakai Bahan Peledak, PT Cicatih Putra Sukabumi Klaim Tempuh Seluruh Aturan
Salah satu tokoh masyarakat, Ustadz Abdul Majid, warga Kampung Leuwidingding RT 04/01 Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampang Tengah menuturkan, masyarkat sudah geram dengan aktivitas blasting atau peledakan yang dilakukan perusahaan tambang tersebut.
Warga sedang melakukan aksi protes aktivitas peledakan atau blasting di depan kantor PT Tambang Semen Sukabumi (PT TSS), Jumat (9/8/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. | Sumber Foto: Istimewa
"Kedatangan masyarakat ini hanya menolak blasting. Selain mengakibatkan penyusutan air, blasting juga membuat beberapa rumah warga retak. Ledakan dan getarannya bikin kaget, apalagi lansia yang memiliki penyakit jantung. Contohnya istri saya, jadi jantungan dan trauma. Dengar sirene saja sudah gemetaran," kata Majid disela-sela aksi protes.
BACA JUGA: Ramai Tagar #ripKarangNumpang, Warga Dengar Ledakan
Di lokasi yang sama, Ketua RW 01 Desa Tanjung Sari, Kecamatan Jampang Tengah, Saepuloh menyebutkan, setelah kurang lebih satu jam warga melakukan aksi protes, akhirnya dilakukan mediasi antara pihak warga dengan pihak perusahaan. Namun sayang, mediasi tak membuahkan hasil.
"Belum ada keputusan atau kesepakatan yang pasti. Tetapi dipastikan hari Senin pihak perusahaan akan turun ke lapangan untuk mendeteksi benar atau tidak apa yang dirasakan warga saat blasting berlangsung," bebernya.
BACA JUGA: Melihat Bahaya yang Mengintai dari Lubang Bekas Tambang Emas di Perkebunan Tugu Lengkong
Menurut Saepuloh, peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya juga pernah terjadi peristiwa serupa. Ratusan rumah warga mengalami retak akibat blasting. Namun saat itu diperbaiki oleh perusahaan.
"Dari hasil pemulihan dan pendataan oleh pihak perusahaan di Leuwidinding ini ada 148 rumah yang terdampak akibat blasting. Sampai saat ini keinginan warga hanya satu, yaitu stop blasting," tandasnya.
Awak media yang meliput aksi sempat mendapat larangan oleh petugas keamanan PT TSS, dengan alasan perintah dari atasan. Alhasil, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan.