SUKABUMIUPDATE.com - kasus kematian Muhamad Taufik (16 tahun) remaja asal Kampung Pasir Kupa RT 12/04 Desa Margaluyu, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, masih teka-teki.
Adapun saksi kuncinya yaitu teman korban, Dilan (16 tahun) kini dalam masa pemulihan di rumahnya akibat luka dikepala.
Sebelumnya, seorang remaja, Muhamad Taupik (16 tahun) warga Kampung Pasir Kupa RT 12/04 Desa Margaluyu, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi dipukul menggunakan kayu hingga menyebabkan tak sadarkan diri lalu meninggal dunia. Handphone korban pun hilang diambil pelaku. Peristiwa yang dialami korban terjadi saat nongkrong sambil menikmati wifi di sebuah warung di Kampung Baros, Desa Sagaranten, Kecamatan Sagaranten pada Jumat (22/5/2020), sekitar pukul 01.00 WIB.
BACA JUGA: Heboh Remaja Sagaranten Sukabumi Dirampok Saat Nikmati WiFi? Polisi: Bukan Begal
Di tempat itu, korban menikmati wifi sepuasnya yang dipasang oleh pemilik warung dengan membayar Rp 2.000. Korban tidak sendiri karena ditemani temannya, Dilan.
Saat nongkrong di warung sambil menikmati wifi itu, korban tiba-tiba dipukul menggunakan kayu. Kemudian hp miliknya dan temannya diambil. Pelaku yang tidak diketahui jumlahnya itu lalu pelaku berniat mengambil motor korban karena meminta kunci motor. Namun korban yang saat itu masih sadar mencoba menyelamatkan diri dan meminta tolong ke warga.
Dalam kejadian itu Handphone milik korban dan Dilan Hilang. Kejadian yang dialami dua remaja ini kemudian viral di media sosial yang menyebutkan adanya pembegalan dan perampokan. Namun polisi menyatakan hal berbeda.
BACA JUGA: Viral Pelaku Begal Warteg Kelahiran Sukabumi? Polisi Tangkap Heru Wahono di Sumsel
Kapolsek Sagaranten, AKP Tabrani Daulay menegaskan ada miss informasi yang beredar soal rampok dan begal tersebut.
Kadus Cikadu, Muhyadin (35 tahun) mengatakan, pada saat kejadian, Dilan yang pertama merasakan ada yang memukul kepalanya dan akibat pukul itu dia tak sadarkan diri. Tak lama, Dilan pun sadar dan seorang diri di warung tersebut, sedangkan temannya, Muhamad Taufik tak ada.
Menurut Mulyadin, Taufik tidak ada ditempat karena lari meminta tolong ke warga setelah dia dipukul lalu handphone dirampas dan pelaku minta kunci motor.
BACA JUGA: Pelaku Begal Motor di Jampang Tengah Sukabumi Dibekuk Suami Korban
"Dia yang duluan dipukul hingga tidak sadarkan diri. Pas dia sadar almarhum (Taufik) tidak ada di tempat, namun selang beberapa menit datanglah almarhum bersama warga. Karena almarhum sempat lari minta pertolongan kepada warga setempat setelah dia mendapat pukulan juga, pengakuan Dilan dia juga sama dipukul dengan kayu," paparnya.
Mulyadin mengatakan saat ini Dilan dirawat dirumahnya. Akibat pukulan tersebut terdapat benjolan memar pada bagian atas dan bagian depan kepala Dilan luka robek.
BACA JUGA: Jasad Remaja Batusapi Sukabumi Ditemukan di Muara Cimandiri
"Dia juga sempat dimintai keterangan oleh pihak Polsek Sagaranten pada Jumat malam (22/5/2020), dari keterangannya dia dipukul," ungkapnya.
Pada hari Sabtu (23/5/2020), Muhyadin bertemu dengan anggota Polsek Sagaranten dan menjelaskan bahwa kasus tersebut masih dikembangkan, adapun saksi kunci atas nama Dilan kondisinya masih sakit. "Dilan belum normal kondisinya, jadi belum bisa ditanya dengan jelas menurut pihak Polsek," tambahnya.
Sedangkan sampai saat ini keluarga almarhum Taufik belum mendapatkan surat keterangan dari pihak RSUD Sagaranten. "Keluarga merasa kecewa ada pihak pihak yang menyimpulkan bahwa meninggalnya Muhamad Taupik karena Overdosis (OD)," pungkasnya.