SUKABUMIUPDATE.com - Seorang laki-laki berusia 64 tahun asal Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia saat dalam perawatan di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sabtu (16/5/2020).
Namun, pemakaman pria yang merupakan seorang petani itu dilakukan dengan menggunakan Protokol Covid-19. Pasalnya ketika di RSUD Sekarwangi, laki-laki tersebut menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif.
BACA JUGA: Seorang PDP di Cicurug Sukabumi Meninggal, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
Sebelum meninggal, pria tersebut pada Jumat (15/5/2020) sore mengeluh nyeri daerah perut. Kemudian pukul 21.00 WIB dibawa ke klinik Bebita di Jalan Raya Pakuwon lalu dirujuk ke RSUD Sekarwangi dan tiba di RSUD Sekarwangi pukul 23.00 WIB.
Hasil pemeriksaan di RSUD Sekarwangi, pasien tersebut harus dilakukan pembedahan dikarenakan ada usus yang bermasalah. Namun pembedahan tidak dilakukan dikarenakan kondisi lemah dan tensi darah dibawah normal.
BACA JUGA: Sudah Lima Jenazah Warga Kabupaten Sukabumi Dimakamkan Dengan Protokol Covid-19
Pada Sabtu (16/5/2020) pukul 16.35 WIB, pria tersebut meninggal dunia di RSUD Sekarwangi. Setelah dinyatakan meninggal, dilakukan penjemputan dari tim Covid-19 Puskesmas Parakansalak yang bekerjasama dengan tim Covid-19 dari RSUD Sekarwangi dengan menggunakan protokol keamanan Covid-19.
BACA JUGA: Ditangani Protokol Covid-19, Pria Tergeletak di Pasar Pelita Kota Sukabumi Idap Paru-paru Kronis
Pada Pukul 19.52 WIB, tim beserta jenazah tiba di tempat pemakaman keluarga di Desa Sukakersa dan dilaksanakan penguburan Jenazah oleh tim gugus tugas Covid-19 Kecamatan Parakansalak.
Camat Parakansalak Royani mengatakan, pria tersebut adalah asli warga kampung tersebut dan tidak pernah kemana-mana. "Penguburan selesai pukul 20.56 WIB, berjalan lancar dan aman," jelasnya.
BACA JUGA: Pria Tergeletak di Sekitar Pasar Pelita Sukabumi, Dijemput dengan Protokol Covid-19
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Sukakersa Deden mengatakan, heran dengan hasil rapid test yang menyatakan bahwa pria tersebut dinyatakan reaktif. Sebab pria tersebut tidak pernah kemana-mana dan tidak memiliki saudara atau anggota keluarga yang dari luar kota. "Di daerah situ (kampung almarhum) juga tidak ada yang ODP," jelasnya.
"Makanya dinyatakan reaktif bingung," imbuhnya.