SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Rancabubgur RT 01/04, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi menjadi korban penipuan yang pelakunya berpura-pura sebagai petugas pendaftar bantuan dampak Covid-19.
Korbannya adalah dua orang perempuan lanjut usia (lansia) Aisyah (75 tahun) dan tetangganya, Nensih (60 tahun). Mereka kehilangan perhiasan berupa kalung dan cincin bernilai jutaan rupiah. Total perhiasan yang dibawa pelaku dari kedua korban ini sekitar 30 gram.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (4/4/2020) sekitar pukul 12.00 WIB. Ketika itu, Aisyah dan suaminya Tajudin (97 tahun) sedang berada di rumahnya. Yang kebetulan Nensih pun ada. Lalu datang dua pria tidak dikenal menawarkan bantuan dampak Covid-19 berupa uang Rp 600 ribu.
Kedua pelaku itu menyebutkan kalau bantuan itu dari kantong pribadi Camat Palabuhanratu. Dua pria itu satu menggunakan baju warna merah dan satunya lagi memakai jas.
BACA JUGA: Hati-hati Penipuan Arisan! Warga Cikembar Sukabumi Lapor Polisi
Saat itu Tajudin sudah menjelaskan kepada pelaku itu bahwa RT di kampung tersebut sudah melakukan pendataan untuk bantuan sosial dampak Covid-19. Namun dua orang itu terus saja mendesak.
Nensih yang menjadi korban penipuan dengan modus pendaftaran bantuan Covid-19 di Palabuhanratu. Selain itu, tetangganya Aisyah juga sama tertipu. Mereka kehilangan perhiasan totalnya 30 gram.
Pelaku pun mulai beraksi. Dimana seorang dari pelaku mengambil foto ruang tengah rumah dan dapur rumah Tajudin, alasannya untuk dokumentasi data.
"Ya saya persilakan aja dia ngambil foto kondisi dapur dan bagian tengah rumah saya, (pelaku bilang) bantuan ini mah dari pribadinya pak Camat. Katanya Rp 600 ribu tapi jangan banyak cerita ke warga lain," jelasnya.
BACA JUGA: Penipuan Pengembang Berkedok Syariah, Korban: Yang Jual Ustad
Kemudian pelaku ini meminta Nensih serta Aisyah melepas perhiasan di tangannya. Kepada kedua wanita ini, pelaku menyatakan kalau memakai perhiasan khawatir bantuan tidak turun karena terlihat seperti orang kaya.
Nensih dan Aisyah lantas melepas perhiasannya kemudian di taruh di dekat televisi. Sedangkan satu pelaku lainnya tetap memaksa Tajudin untuk mau difoto.
"Yang satu orang ini ngomong lagi ibu jangan dipakai itu emasnya, karena takut kelihatan sama pak camat (Nensih dan Aisyah) orang kaya, nanti gak bakalan dikasih bantuannya, makanya dibukalah emas terus disimpan di deket tv di ruang tengah rumah," jelas Tajudin.
BACA JUGA: Warga Terdampak Tanah Retak Cibadak Sukabumi jadi Korban Penipuan Modus Sumbangan?
Beda dengan Aisyah dan Nensih, Tajudin yang terus menolak untuk difoto mulai menampakan kekesalannya. Kemudian pelaku mengajak Aisyah, Nensih dan Tajudin bertemu Camat Palabuhanratu. Pelaku bilang kalau camat sudah berada di jalan raya.
Karena percaya, Tajudin meminta istrinya ganti baju karena merasa tidak pantas bertemu dengan camat dengan penampilan yang seadanya. Usai Aisyah ganti baju, semua orang kemudian keluar dari rumah untuk bertemu dengan camat seperti permintaan pelaku.
Di tengah perjalanan, Tajudin sadar kalau pintu rumahnya tidak dikunci. Kemudian Tajudin kembali lagi ke rumah bersama Aisyah. Sedangkan Nensih tetap mengikuti kedua pelaku.
BACA JUGA: Dokter Gadungan Ditangkap, Puskesmas Caringin: Pedesaan Rawan Penipuan
Sampai di rumah, Tajudin baru sadar dengan perhiasan milik Aisyah dan Nensih yang ditaruh di dekat TV. Ketika dicari, perhiasaan itu pun hilang.
Tajudin dan Aisyah lantas menyusul Nensih. Dan Ternyata Nensih sudah tidak bersama kedua pelaku. Menurut Nensih kedua pelaku pergi begitu saja menggunakan sepeda motor.
"Saya curiganya orang yang memakai pakaian merah mungkin mengambil perhiasan tadi, semuanya yang di taruh di dekat TV," lirih Nensih.